Di kanal Zona Data pada media online Zonautara, ada beberapa kategori. Di antaranya, ada Insight, yang berisi tentang liputan-liputan panjang dan mendalam berbasis data (data-driven journalism).
Hal itu tersaji dalam sesi bertajuk ‘Jurnalisme Data di Media Lokal dan Media Alternatif’ digelar dalam Konferensi Jurnalisme Data dan Komputasi Indonesia (DCJ-CI) 2022, Sabtu (27/7).
Penyajinya, salah satu pembicara, Ronny Buol, Pemimpin Redaksi Zonautara.com. “Lalu, ada kanal Visualisasi, khusus untuk menayangkan chart visualisasi dari data-set agar mempermudah pembaca sekadar untuk melihat data trend terhadap sebuah isu dalam data,” katanya.
Kemudian, akhir-akhir ini, Roni dan rekannya di Zonautara mencoba untuk ikut dalam tren menyajikan Resep Data, tujuannya supaya pembaca khususnya jurnalis di media yang lain dapat paham bagaimana mereka menyajikan liputan berbasis data itu mengolahnya, menganalisisnya, lalu menampilkan agar mudah dipahami orang.
“Tujuan utamanya, pembaca atau jurnalis lain dapat mengikuti langkah demi langkah apa yang kami sajikan dalam Insight itu,” tuturnya.
Itulah kiat menerapkan jurnalisme data di media lokal dan media alternatif yang menjadi tantangan tersendiri bagi setiap jurnalis di ruang redaksi. Bagaimana dengan cara itu mereka memilih dan menggunakan data untuk menghasilkan cerita.
“Dalam setahun terakhir, lewat riset, kami mencoba melakukan terobosan yang kami namakan dengan Data Box. Kami pikir, ini adalah peluang bagi kami. Tujuan dari membangun Data Box itu sebenarnya dapat ide dari beberapa media besar yang sudah main duluan di jurnalisme data seperti KataData dan Beritagar. Cita-cita kami, mimpi kami, adalah bahwa dashboard yang kami akan bangun itu adalah dashboard khusus untuk menyajikan data-set terkait dengan Provinsi Sulawesi Utara,” sambun Ronny.
Dari pembelajaran yang didapat redaksi Zonautara, diketahui begitu susah untuk mendapatkan jurnalis dan media terutama, susah sekali untuk mendapatkan data-set ketika mereka memerlukan sebuah data.
“Kanal ini sudah jadi, walaupun belum kami luncurkan. Prototipenya bisa diakses lewat Zonautara.com/kategori/data-box. Di sana kami ingin pembaca bisa menggunduh raw data. Ketika, misalnya, ada kami menulis tentang dalam lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Sulut itu meningkat, maka pembaca bisa menelusurinya dari link dalam artikel itu,” serunya.
Setelah penelusuran, pembaca bisa mengambil data-raw yang lengkap dan kemudian bisa mempola dan menganalisisnya kembali. Begitu juga dalam kanal Data Box, Ronny cs berupaya menyajikan kustomasi visualisasi supaya pembaca maupun periset dan siapapun yang memerlukan data-set di Sulawesi Utara itu dapat menkustom-visualisasinya secara sesuai yang diperlukan.
“Terkait dengan peluang praktik jurnalisme data ini, dari beberapa diskusi yang kami gelar, sepertinya ini bisa menjadi peluang. Beberapa pihak terutama beberapa pemangku kebijakan dan akademisi terkait untuk melihat bagaimana perkembangan Data Box ini dikelola oleh Zonautara,” ujarnya.
Menurut Ronny, bahkan stakeholders dan akademisi mendorong mereka untuk menyediakan konten premium, artinya ketika user secara free mengakses ini, berbeda dengan ketika dia harus berlangganan kanal Data Box ini.
“Peluang mempraktikkan jurnalisme data di media lokal terutama media kecil seperti kami memang merupakan sebuah tantangan. Tetapi bukan berarti tidak ada peluang,” kata Ronny.
Dikisahkannya, sewaktu pandemi Covid-19 dimulai pada tahun 2020, Zonautara mencoba untuk menyajikan konten premium visualisasi data interaktif data Covid-19, khususnya di Sulut. Waktu itu, suplai data epidemiologi Covid-19 khususnya di Sulut, apalagi ketika di-breakdown ke kabupaten-kota (Sulut punya 12 kabupaten-kota), itu masyarakat susah sekali aksesnya.
Datangnya cuma satu arah, cuma pengumuman: hari ini berapa yang positif, berapa yang meninggal, berapa yang dirawat, dan seterusnya.
“Ketika kami mencoba mengutak-atik tools jurnalisme data dan menyajikan konten premium ini, respons waktu itu cukup besar, sangat besar. Tiga minggu, ini kemudian kami hentikan setelah berdiskusi dengan beberapa rekan jejaring seperti AJI,” pungkasnya.
Selain Ronny, pembicara berikutnya Adi Marsiela, Pemred Ekuatorial, Eko Widianto, Pemred Terakota.id, Malang dengan moderator Muhammad Irham, AJI Jakarta.
Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.