Mirae Asset Sekuritas Patok Harga CPIN di Rp 6.100

CPIN melakukan ekspor pada November 2019. (Foto : Charoen Pokphand).

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan harga saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan target harga Rp 6.100 per unit dari sebelumnya Rp 5.700/unit.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Emma A. Fauni, pada riset di 8 Agustus 2022 merekomendasikan CPIN untuk hold yang peningkatan harga saham CPIN ini berpotensi naik (upside) 6,1%. “Kami menaikkan target price CPIN  Rp 6.100/saham dari Rp 5.700/saham pada laba kuartal II/2022 yang lebih kuat dari perkiraan tetapi mempertahankan peringkat hold karena kenaikan terbatas. Target harga kami diturunkan menggunakan P/E multiple target 25 kali. Saat ini, proyeksi CPIN pada sepanjang 2022 diperdagangkan pada P/E sebesar 23,6 kali,” tutur Emma seperti dikutip SWA Online pada Jumat (19/8/2022). Harga saham Charoen Pokphand pada 19 Agustus 2022 turun 0,42% atau menjadi Rp 5.900.

Mirae Asset Sekuritas mengestimasikan laba bersih CPIN pada akhir tahun 2022 ini berpeluang tumbuh sebesar 6,5% dan 6,6% di 2023. Laba bersih CPIN pada kuartal II/2022 turun sebesar 11,1% atau menjadi Rp 1,26 triliun (year on year/yoy). Akibatnya, angka kumulatif pada semester II tahun ini mencapai Rp 2,41 triliun, , menyiratkan run-rate di periode ini masing-masing sebesar 64% dan 58% terhadap estimasi dan consensus yang dipatork Mirae Asset Sekuritas. “CPIN sejauh ini satu-satunya perusahaan unggas di bawah cakupan kami yang berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan kuartalan yang positif, berkat segmen ayam pedaging yang layak,” ujar Emma

Pendapatan CPIN pada Kuartal II/2022 senilai Rp 14,34 triliun naik 9,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini juga melonjak dibandingkan kuartal I tahun ini., terutama berasal dari segmen ayam pedaging dan makanan olahan. Penjualan segmen ayam pedaging tumbuh sebesar 22,7% (yoy) dan 3,9% (Kuartal II/2022 dibandingkan Kuartal I/2022 atau qoq).

Margin operasi peternakan ayam pedaging komersial meningkat  dan makanan olahan juga menunjukkan kinerja yang kuat dengan tumbuh 14,3% (yoy). Di sisi lain, penjualan pakan turun 7.5% karena ASP yang lebih tinggi, yang mengakibatkan melemahnya marjin operasi menjadi 8.9%. Penjualan day old chicken (DOC) juga turun cukup signifikan sebesar 48,5% (yoy) dan 34,1% (qoq) didukung oleh penurunan harga DOC di pasar pada Mei dan Juni, membawa penurunan marjin operasi menjadi 2.4% (jika dibandingkan 13.1% pada kuartal I/2022 dan 18,8% dikuartal II/2021).

Lini bisnis CPIN itu menggarap bisnis pakan ternak, pengembangbiakan dan budi daya ayam pedaging bersama dengan pengolahannya, makanan olahan, pelestarian ayam dan daging sapi termasuk unit cold storage, penjualan pakan unggas, ayam dan daging sapi. Emiten perunggasan ini pad Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di 23 Mei 2022 mengumumkan untuk membagikan dividen tunai senilai Rp 1,77 triliun atau Rp 108 per saham. Total dividen tersebut setara 48,91% dari laba tahun berjalan 2021 yang senilai Rp 3,61 triliun. Tahun ini, CPIN menargetkan kenaikan laba 30% dibandingkan laba di 2021 (year on year/yoy).

Pada 2021, perusahaan yang bergerak di bidang usaha produksi pakan ternak, peternakan unggas, dan makanan olahan ini membukukan penjualan senilai Rp 51,7 triliun, naik 21,6% dibandingkan 2020. Peningkatan harga bahan baku memantik laba kotor perseroan di tahun lalu turun 1,4% atau menjadi Rp 8,13 triliun dari Rp 8,25 triliun.

Pendapatan operasional CPIN sepanjang tahun lalu itu menyusut sebesar 3,9% dari Rp 5,13 triliun pada 2020 menjadi Rp 4,93 triliun tahun lalu. Imbasnya, laba bersih CPIN pada 2021 turun 5,9% dari Rp 3,8 triliun menjadi Rp 3,6 triliun. Pada 2021, sebesar 56% penjualan perseroan berasal dari peternakan unggas, disusul penjualan pakan ternak (28%), dan makanan olahan (13%). Produk perseroan diantaran makanan hewan peliharaan  yang berjenama HI-Pro, HI-Pro-Vite, Bintang, Bonavite, Royal Feed, Turbo Feed dan Tiji serta produk ayam (Golden Fiesta, Fiesta), Champ, Okey, Akumo dan Asimo).

Likuiditas CPIN tergolong solid lantaran total aset per 31 Desember 2021 mencapai Rp 35,4 triliun. Sedangkan total kewajiban dan likuiditas itu masing-masing senilai Rp 10,3 triliun dan Rp 25,1 triliun.

Saham Pencetak Kekayaan

CPIN tercatat sebagai salah satu dari 20 saham di IDX High Dividend. Sebanyak 20 emiten merupakan konstituen indeks ini. IDX High Dividend merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.

Selain itu, saham CPIN, berdasarkan pemeringkatan dan penghitungan Stern Value Management, merupakan salah satu dari 27 saham yang mencetak kekayaan kepada investor. Stern Value Management bersama WA Media Group menyusun saham-saham SWA100. Pemeringkatan ini menggunakan metodologi Wealth Added Index (WAI). Stern Value Management menghitung WAI berdasarkan penghitungan pada 2017-21. Sebanyak 27 saham dari 100 saham di SWA 100 ini membukukan WAI positif

Saham CPIN mencetak WAI senilai Rp 10,11 triliun dan menghuni peringkat ke-15 di jajaran SWA 100 tahun ini. Perusahaan menciptakan nilai untuk pemegang sahamnya apabila tingkat pengembalian bagi pemegang saham (yang berasal dari kenaikan harga saham dan pembayaran dividen) lebih besar dari biaya ekuitasnya. Maka, hasil penghitungan WAI ini merupakan salah satu acuan untuk investor dalam berventasi di pasar saham, terutama investor yang horison investasinya dalam jangka panjang.

Perusahaan dapat menghasilkan WAI positif apabila total return yang dihasilkan untuk pemegang saham, atau total shareholder return (TSR), lebih tinggi dari cost of equity (CoE)-nya. CoE ini adalah  tolok ukur tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham/investor.

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan