Mengenal High Rise Building dan Karakteristiknya yang Harus Diketahui

2 menit

Sudahkah kamu tahu apa yang dimaksud dengan high rise building? Kalau belum, simak penjelasannya di dalam artikel ini, ya!

Berbicara soal bangunan, ternyata ada penggolongan jenis gedung berdasarkan ketinggiannya.

Gedung berdasarkan ketinggiannya dibagi menjadi tiga jenis, yakni low rise building, middle rise building, dan high rise building.

Setiap jenis gedung tersebut memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda.

Dalam artikel ini, akan dibahas apa yang dimaksud dengan high rise building dan bagaimana karakteristiknya!

Lebih lengkapnya, simak penjelasan berikut ini!

Apa Itu High Rise Building?

karakteristik high rise building

High rise building atau bangunan tinggi adalah istilah yang digunakan untuk bangunan dengan struktur menjulang tinggi dengan ketinggian minimal 23 meter hingga maksimal 150 meter.

Apabila sebuah gedung tinggi memiliki ketinggian lebih dari 150 meter, maka gedung tersebut masuk ke dalam kategori gedung pencakar langit (skyscraper).

Pada umumnya, bangunan tinggi memiliki setidaknya enam tingkat lantai jika tinggi rata-rata tingkat lantainya 4 meter.

Karakteristik High Rise Building

1. Ketinggian Bangunan

Sebuah bangunan dapat disebut sebagai high rise building apabila memiliki ketinggian minimal 23 meter atau setara dengan gedung enam lantai.

Di Indonesia, bangunan dengan tinggi minimal 23 meter sudah banyak didirikan di berbagai kota-kota besar.

Bangunan tinggi ini biasanya memiliki berbagai fungsinya masing-masing, salah satunya sebagai penunjang sektor bisnis.

2. Struktur Bangunan

Bangunan tinggi selayaknya dibangun sesuai aturan dan standar yang berlaku untuk meminimalisir kecelakaan saat gedung dioperasikan.

Ada tiga macam struktur bangunan yang umum digunakan pada high rise building, yakni flat slat, open frame, dan bearing wall system.

Flat slab adalah struktur bangunan dari pelat beton yang dijadikan sebagai tempat untuk menancapkan kerangka bangunan gedung.

Open frame merupakan struktur bangunan yang menggabungkan balok dengan kolom, kemudian membentuk sambungan yang mampu menahan beban bangunan.

Bearing wall system adalah sistem struktur yang menggunakan dinding sebagai tempat untuk menumpu beban bangunan.

3. Luas Lantai

Selain dari ketinggiannya, salah satu karakteristik bangunan tinggi bisa dilihat dari luas lantainya.

Sebuah bangunan bisa disebut sebagai high rise building apabila memiliki minimal luas lantai 750 meter persegi hingga 1.500 meter persegi.

Bangunan tinggi memerlukan lahan yang luas dalam pembangunannya untuk mengimbangi ketinggiannya.

4. Memiliki Sistem Aerodinamika

Bangunan tinggi memerlukan sistem aerodinamika yang baik agar tahan terhadap terpaan angin serta gempa bumi.

Apabila sebuah bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang baik, maka bangunan tersebut dapat dipastikan memiliki ketahanan yang baik akan terpaan angin kencang dan getaran gempa bumi.

5. Solusi Keterbatasan Lahan

Setiap tahunnya, daerah perkotaan cenderung selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk.

Hal ini tentu berdampak terhadap ketersediaan lahan. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin terbatas lahan yang tersisa.

Bangunan tinggi menjadi solusi untuk mengatasi kondisi ini karena dibangun menjulang ke atas.

6. Membutuhkan Energi yang Besar

High rise building diperuntukkan untuk banyak hal, mulai dari hunian vertikal hingga gedung perkantoran.

Untuk menunjang fungsi tersebut, gedung tinggi tentu membutuhkan energi yang besar.

7. Nilai Arsitektur Tinggi

Bangunan tinggi tidak hanya soal fungsi saja, tapi juga mencakup nilai estetika dari segi arsitektur.

Saat ini sudah banyak bangunan tinggi yang dirancang unik dengan desain tidak biasa.

8. Memiliki Risiko Tinggi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bangunan tinggi harus dibangun berdasarkan standar dan aturan yang berlaku.

Jika hal tersebut tidak diperhatikan, maka bangunan tinggi yang dibangun akan memiliki risiko roboh yang tinggi.

Contoh High Rise Building di Indonesia

Di Indonesia sudah banyak gedung tinggi, bahkan sudah masuk ke dalam kategori gedung pencakar langit.

Berikut ini beberapa contoh gedung tinggi pencakar langit di Indonesia:

  • Keraton at The Plaza (225 m)
  • BCA KCU Thamrin (230 m)
  • The Pakubuwono Signature (252 m)
  • Millennium Centennial Center (254 m)
  • Sahid Sudirman Centre (258 m)
  • Gama Tower (285,5 m)

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Reja Residence!

Artikel ini bersumber dari www.99.co.

Tinggalkan Balasan