Dubes Zuhairi Misrawi Jelaskan Visi Peradaban Nahdlatul Ulama di Depan Kader NU Tunisia 

TRIBUNNEWS.COM, TUNIS – Duta Besar (Dubes) RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menyampaikan ceramah umum tentang Visi Peradaban Nahdlatul Ulama di hadapan kader dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia, Kamis  (25/8/2022) waktu setempat.

Dubes Zuhairi Misrawi menyampaikan, secara historis kehadiran NU pada hakikatnya ingin merespons problem akut peradaban dunia Islam, khususnya paska jatuhnya Dinasti Ottoman pada tahun 1924 di Turki. 

“Kalau kelihat dimensi sejarah, kita bisa melihat bahwa lahirnya NU pada dasarnya ingin memberikan jawaban atas problem akut yang dihadapi dunia Islam dalam konteks peradaban.”

” Kiai-Kiai NU ingin agar dunia Islam membangun visi peradaban lebih dari sekadar membangun imperium dan kekuasaan. Sebab itu, gagasan utama NU adalah persaudaraan dan persatuan dalam rangka membangun peradaban umat. Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari menulis buku khusus dalam konteks pentingnya membangun persaudaraan dan silaturahim tersebut”, ujar Dubes RI yang juga dikenal akrab sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Jumat (26/8/2022) waktu Indonesia.

Baca juga: Serba-Serbi HUT ke-77 RI di KBRI TUNIS: Lomba Lari Karung Hingga Stand Up Comedy

Dubes Zuhairi Misrawi menambahkan konsistensi NU dalam membangun peradaban hingga saat ini, karena umat Islam sejatinya fokus dalam membangun akhlak dan nilai-nilai luhur, bukan terjerambab dalam konflik dan perseteruan kekuasaan.

“Dalam muktamar NU 1984 di Situbondo ditegaskan kembali perihal visi peradaban NU dengan mengangkat trilogi persaudaraan: persaudaraan keislaman (ukhuwwah islamiyyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwwah wathaniyyah), dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah insaniyyah). Saya memandang visi ini masih sangat relevan, tidak hanya dalam konteks Indonesia, melainkan juga dalam konteks global”, ujar Dubes RI kelahiran Sumenep Madura.

Dubes Zuhairi Misrawi juga mengapresiasi langkah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang mengangkat tema besar Fikih Peradaban dalam rangka menyongsong abad kedua NU. 

“Saya sangat mengapresiasi langkah Gus Yahya, yang ingin menghidupkan kembali visi peradaban NU. Saya juga meminta kepada kader NU, khususnya di Tunisia dapat merumuskan dan memberikan masukan perihal visi peradaban NU dari gagasan Perabadan juga tumbuh subur di Tunisia yang digaungkan Ibnu Khaldun serta meningkatkan aktivitas keilmuan dalam rangka berperan pada abad kedua NU”, pungkasnya.(*)


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan