tribun-nasional.com – Program elektrifikasi kendaraan yang sedang dikampanyekan oleh Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih berbenturan dengan harga di level konsumen yang masih mahal.
Seiring dengan program tersebut, pabrik baterai kendaraan listrik saat ini juga tengah disiapkan.
Upaya ini tentu jadi harapan bagi banyak orang yang mana produksi baterai dalam negeri dapat berimbas harga mobil listrik jadi lebih murah.
Pengamat otomotif dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, jika belum tentu harga mobil listrik akan jadi lebih murah kendati pabrik baterai telah ada di dalam negeri.
“Tidak janji yah. Pemerintah sekarang sering pakai istilah harga perekonomian. Artinya sudah bicara cuan bukan bicara mereduksi untuk kerakyatan,” kata Yannes kepada Kompas.com, Senin (12/9/2022).
Namun, jika melihat dari sisi produksi di dalam negeri akan lebih murah karena proses distribusinya lebih dekat. Selain itu akan ada kemungkinan keringanan pajak yang membuat harga baterai ini jadi lebih murah dibanding impor.
“Kalau kita lihat investasi yang dilakukan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan sebagainya di Morowali dan sekitarnya bukan investasi kaleng-kaleng. Miliaran dolar itu investasinya besar untuk baterai kendaraan listrik,” kata Yannes.
Yannes berharap jika pihak Morowali sudah produksi dalam skala massal, maka harga baterai mobil listrik otomatis akan turun.
“Tapi kita belum punya hitungannya karena pihak CATL investor yang di Morowali juga belum pernah menyampaikan harga perekonomian baterai nanti kalau jadi produksi berapa. Sekarang baru cerita aja akan di produksi belum siap produksi baterainya,” kata Yannes.