Hitachi Vantara Ajak Pelaku Industri Optimalkan Teknologi Digital

Rudiantara saat menjadi panelis dalam talkshow “Optimizing Digital Technology To Enhance Business Resilience & Competitiveness”. (foto: Ihsan Sulaiman/SWA)

Pandemi telah memicu pengadopsian digital besar-besaran hampir di segala lini industri. Perubahan perilaku dan ekspektasi pelanggan juga semakin mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi digital tahap lanjut. Menjawab tantangan pada kondisi ini, perusahaan penyedia end-to-end digital infrastructure and solutions, Hitachi Vantara menegaskan komitmennya untuk mendukung organisasi-organisasi di semua lini industri agar dapat bertransformasi.

Untuk mengajak para pelaku industri terus beradaptasi menghadapi gelombang baru perkembangan dunia digital, Hitachi Vantara dan SWA Media Group menggelar talkshow bertajuk “Optimizing Digital Technology To Enhance Business Resilience & Competitiveness”.

Dalam talkshow yang digelar di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta (7/7) ini menghadirkan sejumlah pakar dan praktisi sebagai panelis, di antaranya Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Direktur PT Angkasa Pura Sarana Digital Ferdian Agustiana, dan Chief Technology Officer PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Muhammad Suhada dan Enterprise Solutions Consultant Lead Hitachi Vantara Sony Chahyadi.

Adapun dalam sambutannya, Group Chief Editor SWA Kemal Effendi Gani mengatakan bahwa pengembangan ekonomi digital akan menjadi strategi utama Indonesia dalam mendorong pertumbuhan pasca pandemi. “Ekonomi digital diharapkan bisa menjadi motor akselerasi perkembangan ekonomi nasional. Maka diperlukan kolaborasi yang kreatif semua pelaku bisnis untuk menggarap peluang pasar di bidang ekonomi digital yang begitu sangat besar. Sebab sekarang adalah eranya kolaborasi dan sinergi,” ujar Kemal.

Para panelis talkshow “Optimizing Digital Technology To Enhance Business Resilience & Competitiveness”. (foto: Ihsan Sulaiman/SWA)

Sementara, Rudiantara menyampaikan pemaparannya yang menyorot isu strategis dan tantangan di bidang teknologi digital. Salah satunya adalah Indonesia menghadapi kesenjangan digital talent. “Pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan membutuhkan 113 juta talenta digital. Sementara Indonesia diproyeksikan hanya dapat memenuhi 104 juta kebutuhan, itu berarti kekurangan sembilan juta talenta digital pada tahun 2030,” tegas pria yang akrab disapa Chief RA ini.

Demi menjawab tantangan tersebut, Rudiantara menawarkan solusi dengan mengajak perusahaan multinasional di bidang teknologi yang berinvestasi di Indonesia untuk turut menyiapkan talenta digital melalui berbagai pendidikan dan pelatihan. “Sehingga tenaga terampil yang telah lulus pelatihan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan perkembangan ekonomi digital,” tambah Rudiantara.

Tidak hanya itu, Rudiantara juga mengingatkan bagi para pelaku industri agar memiliki open mindset sehingga tercipta kolaborasi yang potensial dengan berbagai pihak. Selain itu diperlukan juga fokus dalam hal perubahan proses bisnis karena transformasi digital menuntut perubahan bisnis secara signifikan dibandingkan sekadar hanya memiliki alat teknologi. Dan terakhir adalah open API merupakan salah satu kunci pendorong signifikan untuk model bisnis baru dan produk digital.

Lalu, Ferdian Agustiana selaku Direktur PT Angkasa Pura Sarana Digital mengatakan pandemi Covid-19 mendorong perlunya penerapan strategi digital terintegrasi. “Dalam menghadapi krisis, perusahaan membutuhkan pandangan menyeluruh dari model bisnisnya. Strategi yang berfokus pada area inti perusahaan, dalam hal ini model bisnis, akan memberikan peluang sukses lebih tinggi, daripada membuat perbaikan kecil di area non-inti,” ujar Ferdian.

Berikutnya Muhammad Suhada sebagai CTO MNC Kapital Indonesia berpendapat bahwa inovasi dimulai dari sebuah ide pada bisnis model yang perlu ditingkatkan atau diubah. “Cara untuk meningkatkannya adalah dengan bantuan teknologi. Di masa pandemi ini banyak bermunculan ide-ide maupun bisnis-bisnis baru yang bisa mendisrupsi bisnis yang sudah mature. Kemudian apa teknologi yang tepat untuk menunjang proses bisnis tersebut,” papar Suhada.

Pada kesempatan yang sama, Sony Chahyadi selaku Enterprise Solutions Consultant Lead Hitachi Vantara memaparkan bahwa pihaknya berfokus pada percepatan transformasi digital semua lini bisnis. “Hitachi Vantara berupaya untuk memecahkan tantangan digital para pelaku bisnis dengan beragam solusi yang kami miliki agar bisa mengakselerasi perubahan dengan fleksibel sekaligus menjaga supaya bisnis tetap berjalan dengan tetap memperhatikan security dan compliance,” kata Sony.

Hitachi Vantara menjalin kemitraan yang kuat dengan sejumlah implementor partner lokal untuk terus mendorong digital transformasi di Indonesia. Dengan demikian, Hitachi Vantara dapat memberdayakan perusahaan klien dengan kecepatan bisnis yang mereka butuhkan untuk mencapai efisiensi biaya, resiliensi, pengalaman baru hingga operasional yang dibutuhkan di masa mendatang.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan