Jagat Ramaikan Bisnis Metaverse Indonesia

Melihat potensi ekonomi kreator yang besar di Indonesia, PT Avatara Jagat Nusantara (Jagat) siap menghadirkan menghadirkan pengalaman social-first di platform metaverse besutannya. Didirikan pada Desember 2021, perusahaan ini manargetkan kaum muda produktif sebagai sasaran utama dalam produk perdananya. Versi alpha akan segera diluncurkan pada pertengahan tahun ini.

Co-founder Jagat Barry Beagen mengatakan, pihaknya melihat metaverse dan Web3 menjadi masa depan internet dan interaksi sosial di Indonesia saat ini. Sebagai perpanjangan media sosial, kata dia, Jagat fokus untuk menjadi tempat berkreasi dan hangout favorit bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda produktif dan digital savvy untuk mengerahkan potensi mereka.

“Tentu saja tidak ada yang dapat menggantikan interaksi dunia nyata. Namun dengan kemampuan avatar berbasis video 3D, kami dapat meningkatkan empati antar orang selama bekerja dan berinteraksi secara remote, sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis sangat luas,” ujarnya.

Barry mengungkapkan, Jagat akan tersedia baik di web maupun mobile apps tanpa memerlukan dukungan perangkat keras tambahan seperti Virtual Reality (VR) atau Augmented Reality (AR). Sebagai platform berbasis user-generated-content (UGC), Jagat memungkinkan pengguna untuk dapat membuat dan menggunakan berbagai aplikasi dalam platform untuk berinteraksi dengan teman baru, rekan kerja, hingga fans mereka.

Para kreator, baik masyarakat maupun brand nantinya dapat mendesain pengalaman mereka sendiri, membuat avatar dan aset digital seperti baju, furnitur dan aksesoris lain dalam bentuk Non Fungible Token (NFT) secara gratis dan mudah, tanpa perlu punya pengetahuan teknis ataupun cryptocurrency sekalipun.

“Di dalam ekosistem kreator baru Jagat, semua orang dapat menciptakan dunia baru, memiliki karya mereka sendiri, terhubung dengan teman, dan menghasilkan manfaat ekonomi dari hal tersebut,” imbuhnya

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pihaknya mendorong konsep hybrid atau keterkaitan secara nyata antara metaverse dengan pembangunan fisik pada kota tinggal yang menjadi partner. Dalam membangun platform bersama layaknya kota digital, Jagat juga mendorong nilai strategis dari metaverse ini dalam hal kepemilikan ekonomi dan sosial.

“Melalui teknologi blockchain seperti tokenization, Jagat dapat mendorong terbentuknya komunitas, di mana komunitas tersebut dapat membangun dan memperoleh manfaat ekonomi melalui berbagai bisnis model X-to-earn dengan potensi yang tak terbatas,” jelas Barry.

Jagat juga berupaya untuk menghadirkan pengalaman Web3 yang sesuai dan terjangkau baik secara teknologi maupun finansial bagi masyarakat secara umum. Pasalnya kata Barry, ketika berbicara mengenai metaverse, pandangan masyarakat di Indonesia saat ini masih skeptis dengan fokus kepada tantangan akses internet yang belum merata, jargon yang tidak mudah dipahami, dan akses perangkat keras yang belum terjangkau.

“Melihat bahwa banyaknya orang yang baru-baru ini terhubung pertama kali dengan internet dan berbagai macam layanan seperti sosial media, uang elektronik, dan gim melalui alat mobile, kami akan hadir dengan strategi mobile-first yang dapat mengakomodasi smartphone yang sederhana sekalipun. Sehingga, diharapkan pendekatan ini akan membuka akses pada manfaat sosial dan ekonomi yang ditawarkan oleh metaverse, bagi seluruh lapisan masyarakat, baik di Indonesia maupun dunia,” terang Barry.

Saat ini Jagat telah berhasil menggandeng partner perusahaan teknologi seperti Advance Intelligence Group, perusahaan kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara serta Utown, platform metaverse asal Singapura dengan pengalaman mendalam di industri jaringan sosial media.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan