Travel  

Virtual Tourism Diperlukan untuk Gaet Pasar Wisata Halal di Indonesia

Virtual Tourism Diperlukan untuk Gaet Pasar Wisata Halal di Indonesia

tribun-nasional.com – Ketua Umum Perhimpunan Saudagar Muslimah (PERSAMI) Siti Nur Azizah memaparkan pentingnya kontribusi virtual tourism ( wisata virtual ) yang selama pandemi ini melesat keberadaannya sebagai sarana promosi sekaligus informasi suatu destinasi wisata.

“Wisatawan dalam konteks wisata halal membutuhkan kontribusi dari virtual tourism, guna memastikan kenyamanan saat mereka menikmati pariwisata di Indonesia,” kata Siti Nur dalam acara Road to World Tourism Day: Rethinking Tourism, secara online, Jumat (23/9/2022)

Ia melanjutkan, wisatawan konteks wisata halal perlu memastikan, baik dari sisi atraksi, sarana dan juga dukungan fasilitas lainnya.

Sebab, wisata virtual berpotensi membuka akses kepada masyarakat untuk melihat kondisi suatu tempat wisata, tanpa harus berada langsung di sana.

Wisata halal bukan menghalalkan tempat wisata

Siti menuturkan, banyaknya mispersepsi bila membahas seputar wisata halal yang menganggap wisata halal berarti menghalalkan suatu tempat wisata atau memaksa tempat wisata menjadi religius.

Namun sebenarnya konsep wisata halal ini ada pada layanannya, seperti penyediaan makanan halal, hotel-hotel yang memiliki standar kehalalan, serta terkait kesehatan dan juga kebersihan.

“Ini terkait dengan kebutuhan yang bisa menunjang wisatawan saat melakukan wisata, seperti tempat ibadah, arah kilat, hingga penyediaan makanan dan minuman yang halal,” ujarnya.

Informasi tersebutlah yang bisa diangkat dalam wisata virtual guna memberi gambaran kepada wisatawan sebelum melakukan kunjungan ke destinasi wisata.

Adapun wisata halal ini dianggap sebagai pasar menjanjikan, apalagi pascanaiknya peringkat Indonesia ke posisi dua sebagai destinasi wisata halal atau ramah muslim terbaik dari 138 negara di dunia.

“Berdasarkan catatan Global Islamic Economy Report tahun 2019, pengeluaran wisatawan muslim untuk makanan dan minuman halal, belanja kosmetik halal serta wisata ramah muslim dan gaya hidup halal, mencapai 2,02 triliun dollar AS, ini adalah peluang pasar,” terangnya.

Lewat tur virtual ini, wisatawan yang menjadi target bisa mendapat gambaran dan informasi, di mana restoran yang menyajikan makanan halal, hingga informasi hotel yang menyediakan fasilitas bagi muslim.

Oleh karena itu, hal yang diperlukan ialah dengan melakukan inovasi, dan adaptasi melalui pelaksanaan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability) dengan konsep halal untuk para pelaku perjalanan wisata halal,

“Perlu kolaborasi untuk mempersiapkan berbagai kelengkapan yang diperlukan guna mengembangkan potensi wisata halal Indonesia , mulai dari regulasi, sumber daya manusia, atraksi hingga fasilitas pendukung,” ujar dia.

Tinggalkan Balasan