tribun-nasional.com – Perusahaan teknologi Huawei berkomitmen untuk mendorong sinergi segenap ekosistem dalam aksi nyata untuk mengurangi kesenjangan gender digital dan memberdayakan perempuan Indonesia melalui seminar “Women in Tech: Tech for Her, Tech with Her, Tech by Her”.
Ini merupakan kolaborasi Huawei dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA), Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN), dan Telkom University, seperti tertulis dalam siaran pers pada Minggu.
“Huawei percaya bahwa di era digital, wanita akan menjadi landasan industri teknologi. Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan perempuan akan membuka seluruh dunia kemungkinan baru dan membawa kemajuan teknologi serta bisnis baru ke dunia,” kata Director of Government Affairs Huawei Indonesia Yenty Joman.
Diharapkan upaya ini mendorong penyediaan teknologi TIK bagi perempuan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan; mendorong partisipasi perempuan dalam industri teknologi, peningkatan kapasitas perempuan; dan menyiapkan pemimpin-pemimpin perempuan yang bisa tampil di berbagai institusi dan organisasi berbasis teknologi.
“Huawei berkomitmen untuk membantu wanita berbakat terlibat dalam teknologi serta memberikan lebih banyak peluang dan platform bagi wanita untuk mengeluarkan potensi mereka dan membawa kita ke masa depan yang lebih sejahtera dan adil,” imbuhnya.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin menegaskan pentingnya kolaborasi multi-stakeholder dalam mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, isu sentral yang diusung dalam Presidensi Indonesia pada G20 Ministerial Conference on Women’s Empowerment, yakni “care economy” pasca-pandemi, menutup kesenjangan gender digital, dan kewirausahaan perempuan.
Saat ini, menurut data Pemerintah Indonesia, perempuan turut peran menopang ekonomi Indonesia melalui kewirausahaan. Lebih dari 50 persen pemilik kewirausahaan adalah perempuan. Sedangkan, sektor UMKM saat ini berkontribusi hingga 60 persen bagi PDB di Indonesia.
Koordinator Kelompok Kebijakan Standarisasi dan Pemantauan SDM Keamanan BSSN Asri Setyowati menegaskan adanya peluang besar bagi para perempuan untuk terjun di bidang ICT teknologi, terkhusus keamanan siber, mengingat terbukanya 3,5 juta pekerjaan baru di bidang ini hingga 2021, naik 3,5 kali lipat dari 1 juta posisi baru secara global hanya dalam kurun 8 tahun sejak 2013, menurut rekam data dari Cybersecurity Ventures.
“Ini kesempatan emas untuk sekaligus menegakkan kesetaraan gender serta meningkatkan kontribusi perempuan terhadap ekonomi digital melalui peningkatan kompetensi dan kemampuan perempuan di ranah siber selain penguasaan teknis operasional dan profesional di bidang siber,” kata dia.