Travel  

Awas Bahaya! Hindari 3 Hal Ini Saat Trekking

Awas Bahaya! Hindari 3 Hal Ini Saat Trekking

tribun-nasional.comTrekking adalah salah satu aktivitas menarik yang bisa dilakukan untuk mengisi hari libur.

Adapun Trekking sendiri merupakan aktivitas menyusuri alam yang biasa dilakukan di rute tertentu dengan durasi berbeda.

Oleh karena itu, kegiatan ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus dipatuhi dan dihindari.

Pemandu trekking di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumatera Utara, Muhammad Abdillah Desviardo Pinem atau Ardo menuturkan, setidaknya ada tiga hal yang harus dihindari selama trekking di mana pun rutenya, khususnya untuk pemula.

Jangan lakukan 3 hal ini saat trekking

Berikut ini adalah daftar 3 hal yang jangan sampai dilakukan saat melakukan aktivitas trekking:

1. Tidak memberi tahu saat sakit

Kondisi badan saat trekking harus fit. Bila memiliki penyakit tertentu, bisa diberitahukan kepada pemandu.

Tidak memberi tahu kondisi tubuh yang lemah atau sakit bisa menyebabkan hal tidak diinginkan selama trekking.

“Kalau ada sakit asma, diharapkan bilang kepada pemandu biar bisa pilih opsi mana yang paling bagus, easy, medium, dan hard,” ujar Ardo.

Adapun wisatawan tetap harus ikhlas apabila gagal trekking karena alasan kesehatan daripada celaka.

2. Terlalu jauh dari pemandu

Menurut Ardo, peserta trekking sebaiknya tetap berada di rute yang sesuai dan tidak berada jauh dari pemandu.

Terlebih bila baru pertama kali menyusuri hutan atau tempat trekking yang dilalui, jangan sesekali memisahkan diri dari rombongan atau pemandu.

“Karena yang lebih paham medan di sini kan pemandu sebagai orang lokal,” katanya saat ditemui Kompas.com usai trekking di TNGL.

Acara itu dilakukan dalam dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Sabtu (23/9/2022).

3. Asal berpegang pada akar atau pohon

Jalur trekking biasanya beragam, mulai dari mendatar, menanjak, dan menurun, disertai kondisi jalanan yang kering dan licin.

Sulitnya menempuh beberapa jalur, menurut Ardo, membuat peserta trekking kerap berpegang asal pada akar atau batang pohon. Padahal, bisa membahayakan keselamatan.

“Itu sangat berbahaya karena kita tidak tahu kekuatannya juga. Kadang ada yang swing, jatuh, terkilir, patah kaki atau gimana kan,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan