Tahalul, Jemaah Pria Ramai-Ramai Cukur Gundul

Merdeka.com – Jemaah haji Indonesia sudah menyelesaikan lempar jumrah aqabah di tanggal 10 Dzulhijjah kemarin. Pagi ini, Minggu (10/7), sebagian jemaah tampak beristirahat dan bersantai di dalam maupun luar tenda.

Dari sekian banyak aktivitas jemaah. Ada beberapa yang mencolok. Sejumlah jemaah laki-laki terlihat berkumpul di satu titik. Bukan sekadar mengobrol. Mereka mengantre untuk mencukur rambut atau disebut dengan tahalul.

Mengutip website, Kemenag.go.id, secara harfiah tahalul berarti dihalalkannya kembali larangan-larangan selama berihram. Hal itu ditandai dengan mencukur rambut. Untuk jamaah haji wanita, tahalul atau bercukur disyaratkan hanya beberapa helai ujung rambut. Sedangkan untuk jemaah haji laki-laki disunahkan untuk menggunduli rambutnya. Apalagi bagi mereka yang baru melakukan ibadah haji untuk pertama kalinya.

“Saya mencukur gundul untuk mengikuti sunah rasul. Haji itu harus gundul biar afdol,” kata Tholib (41) jemaah haji asal Palembang.

jemaah haji indonesia melakukan tahalul

©2022 Merdeka.com/Lia Harahap

Jemaah diberikan dua pilihan untuk melaksanakan tahalul. Pertama setelah dari Muzdalifah menuju Masjidil Haram untuk thawaf ifadah, sa’i kemudian tahalul. Atau, dari Muzdalifah menuju Mina lalu melempar aqabah lalu tahalul. Setelah melaksanakan tahalul, maka sudah lepas larangan ihram pada jemaah dan diperbolehkan untuk melepas pakaian ihram.

“Dalam manasik juga kita mendapat penjelasan kenapa baiknya seorang jemaah haji laki-laki bertahalul,” katanya.

Khusus hari ini, dia sudah mencukur enam orang jemaah dan dipastikan gratis. Sedangkan alat cukurnya, sudah dibawa dari Tanah Air.

“Insya Allah mendapatkan keberkahan juga dari mencukur jemaah lainnya,” katanya.

Sebenarnya, kata Thalib, dia dan rombongan ingin melaksanakan tahalul sejak kemarin. Tetapi karena lelah melakukan rangkaian ibadah panjang sejak wukuf di Arafah, maka baru pagi inilah terlaksana.

Tholib menambahkan, sangat bersyukur untuk melempar jumrah tahun ini diberikan dua pilihan waktu. Yakni dini hari sampai subuh, dan usai magrib hingga dini hari. Dua waktu yang dianggap cukup sejuk untuk jemaah haji Indonesia melempar jumrah.

“Enak enggak desakan. Kita pilih dini hari, sudah dua kali kita melempar dari kemarin dan dini hari tadi Alhamdulillah aman, di perjalanan lancar. Meskipun ramai tapi tidak padat,” jelas Tholib.

Tidak semua jemaah membawa alat cukup elektronik. Akhirnya, mereka menumpang pada jemaah yang membawa.

Husein sampai rela mengeluarkan 40 riyal untuk membeli alat cukup rambut. Dia harap apa yang dia lakukan untuk sesama jemaah yakni bertahalul akan mendatangkan amal untuknya.

Husein, jemaah asal Palembang lainnya bercerita, dirinya hanya butuh waktu lima menit untuk mencukur plontos jemaah. Meskipun mayoritas tetap meminta disisakan 2-5 centimeter.

“Mudah-mudahan banyak yang mau mencukur juga dan ini gratis,” jelas dia

Diyakini, mereka yang melakukan tahalul akan diampuni dosa-dosanya. Dosa yang dibawa Tanah Air hingga saat proses wukuf di Arafah.

[bal]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan