tribun-nasional.com – Keprihatinan disampaikan oleh Uskup Agung Canterbury (imam paling senior dalam gereja inggris), Justin Welby, atas potensi pemindahan kedutaan Inggris dari Tel Aviv ke Yerusalem .
Justin Welby mengaku prihatin tentang kemungkinan implikasi dari perubahan semacam itu sebelum tercapainya perundingan damai antara Israel dan Palestina.
Isu soal rencana tersebut berkembang setelah Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengatakan sedang mempertimbangkan relokasi kepada mitranya dari Israel Yair Lapid pada pertemuan puncak PBB di New York bulan lalu.
Jika Kedutaan Inggris akan dipindahkan, itu akan mengikuti jejak keputusan kontroversial Donald Trump untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem – sebuah langkah yang memicu kecaman dan protes internasional.
Inggris telah lama mempertahankan kedutaan Israelnya di Tel Aviv meskipun Israel menunjuk Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Dalam sebuah pernyataan kepada Jewish News pada Jumat (7/10/2022), seorang juru bicara Welby mengatakan: “Uskup agung khawatir tentang dampak potensial dari pemindahan kedutaan Inggris di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem sebelum negosiasi penyelesaian antara Palestina dan Israel tercapai.
“Dia berhubungan dengan para pemimpin Kristen di Tanah Suci dan terus berdoa untuk perdamaian Yerusalem,” menurut pernyataan itu sebagaimana dilansir pada Sabtu (8/10/2022).
Seorang juru bicara Downing Street sebelumnya mengatakan Truss telah memberi tahu Lapid “soal ulasannya tentang lokasi kedutaan Inggris saat ini di Israel”, pada pertemuan puncak PBB pada September.
Truss juga mengatakan dia memahami “penting dan sensitifnya” lokasinya.
Beberapa diplomat Arab telah mendesak Truss untuk tidak melanjutkan langkah tersebut dan mengatakan hal itu berpotensi membahayakan kesepakatan perdagangan bebas antara Inggris dan Dewan Kerjasama Teluk yang akan diselesaikan tahun ini.
Partai Buruh dan Demokrat Liberal Inggris juga telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang peninjauan tersebut. Juru bicara urusan luar negeri yang terakhir Layla Moran pun memperingatkan soal “provokasi”.
“Inggris dalam situasi apa pun tidak boleh mengambil langkah-langkah yang berisiko mengobarkan ketegangan dan merusak prospek perdamaian,” katanya.
“Saya telah menulis kepada menteri luar negeri untuk menjelaskan bahwa pemindahan kedutaan seharusnya hanya dilakukan sebagai bagian dari negosiasi perundingan damai antara Israel dan Palestina, dan peninjauan ini harus dihentikan.”
Seorang juru bicara Partai Buruh mengatakan kepada Middle East Eye: “Posisi kami dalam hal ini tidak berubah – (partai) Buruh tidak mendukung langkah tersebut. Kami tidak ingin kepindahan itu terjadi dan kami akan menentangnya.”