tribun-nasional.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (7/10/2022) akhir pekan lalu.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,7% ke posisi 7.026,78.
Sepanjang pekan lalu, IHSG masih melemah 0,2% secara point-to-point (ptp).
Nilai transaksi indeks pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 27 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.
Tercatat hanya sebanyak 178 saham yang menguat. Sedangkan sisanya 360 saham melemah dan 152 saham mendatar.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) hingga mencapai Rp 1,35 triliun di pasar reguler.
Di tengah melemahnya kembali IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham emiten penjualan daging segar dan pengolahan makanan dan minuman yakni PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) memimpin deretan top gainers pada akhir pekan lalu. Saham FOOD ditutup melonjak 18,35% ke posisi harga Rp 129/saham.
Nilai transaksi saham FOOD pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 2,41 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 18,3 juta lembar saham.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 30 September hingga akhir pekan lalu, saham FOOD mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali
Dalam sepekan terakhir, saham FOOD masih melonjak 20,56%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham FOOD juga masih melesat 18,35%.
Belum diketahui secara signifikan terkait melesatnya saham FOOD. Dari keterbukaan informasi terakhir perseroan yakni terkait laporan bulanan pemegang saham FOOD pada 6 Oktober 2022.
Selain saham FOOD, terdapat pula saham emiten pertambangan Grup Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang harga sahamnya melesat 14,11% ke posisi Rp 186/saham.
Nilai transaksi saham BUMI pada perdagangan akhir pekan lalu terbilang besar yakni hingga mencapai Rp 1,29 triliun dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 7,21 miliar lembar saham. Asing mengoleksi saham BUMI sebesar Rp 14,04 miliar di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak 30 September hingga Jumat pekan lalu, saham BUMI hanya melemah sekali saja, yakni pada Kamis pekan lalu, sedangkan sisanya menguat yakni sebanyak 5 kali.
Dalam sepekan terakhir, saham BUMI masih melonjak 35,77%. Namun dalam sebulan terakhir, saham BUMI terpantau terkoreksi 3,13%.
Grup Salim yang masuk atau berkongsi dengan entitas milik Grup Bakrie ini menjadi pendorong saham BUMI.
Salim masuk ke BUMI melalui private placement. Struktur investor yang siap menyerap private placement tersebut adalah 63.9% kongsi Grup Salim & Agoes Projosasmito serta 36.1% Grup Bakrie.
Sehingga, bila private placement telah dilaksanakan, maka Grup Salim dan Agoes Projosasmito akan memiliki 37.1% saham BUMI.
Sedang Bakrie Group memiliki sekitar 21.9%. Investor lewat NPR sendiri akan memiliki porsi kepemilikan 58.2%, namun akan turun menjadi 54% setelah sisa OWK dikonversi penuh.
Dengan dilaksanakannya private placement ini, maka total ekuitas akan naik 2,9 kali lipat menjadi USD 2.38 miliar atau sekitar Rp 35.7 triliun.