tribun-nasional.com – Angka net buy investor asing mencapai Rp 69,4 triliun, baik di pasar reguler, negosiasi, maupun tunai dari awal tahun hingga perdagangan akhir September lalu. Rincianya, pembelian investor asing senilai Rp 925 triliun versus jual Rp855 triliun.
Meski secara keseluruhan memiliki rapor positif, ada sejumlah saham-saham yang masuk dalam daftar lego besar-besaran investor asing sepanjang tahun ini.
Berbagai alasan bisa menjelaskan aksi jual asing ini, karena performa emiten yang buruk, maupun iklim bisnis yang dipandang tidak seksi lagi. Berikut saham-saham yang dilepas investor asing berdasarkan rekaman di pasar reguler dari awal tahun hingga sesi akhir perdagangan September.
1. Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Emiten mall online ini tercatat paling besar dalam catatan net sell asing, mencapai Rp1,9 triliun hanya di pasar reguler saja, dan mencapai Rp 2,3 triliun bila merekap semua. Saham ini ditransaksikan sebanyak 2,3 juta kali dengan hasil harga anjlok 37% dari awal tahun.
Kondisi Bukalapak sebetulnya sudah jauh lebih baik saat ini. Mereka berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 8,6 triliun pada semester pertama 2022, berbanding terbalik dari posisi yang sama 2021 yang merugi Rp 766 miliar
2. Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
Emiten yang sebagian sahamnya dimiliki Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga S Uno ini juga tak lepas dari sasaran amukan jual investor asing. Nilainya cukup jumbo, senilai Rp1,4 triliun yang diperoleh dari 2,1 juta perpindahan tangan. Meskipun begitu, harga sahamnya relatif stabil di kisaran Rp3.890 per lembar saham karena dukungan pembeli lokal.
3. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
Nilai jual bersih asing untuk saham emiten semen ini sebesar Rp773 miliar dari 494 ribu transaksi. Turunnya minat tidak lepas dari telah selesainya momentum pembangunan infrastruktur di Indonesia. Demikian pula ada prospek suram seperti ancaman resesi yang dipastikan menghentikan ekspansi bisnis properti sehingga membuat investor asing melego saham ini.
Tanpa adanya minat dari investor lokal, saham emiten ini sudah anjlok sekitar 22% sejak awal tahun, berada pada level Rp9.400 per lembar. Ditinggalkannya INTP juga tidak lepas dari laba bersih yang turun drastis hingga 50% menjadi Rp 292 miliar semester I tahun ini.