tribun-nasional.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada masyarakat, waspada terjadi puting beliung, longsor hingga banjir, sebagai dampak dari cuaca ekstrem yang merata di hampir seluruh wilayah Indonesia, selama sepekan ke depan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut saat ini wilayah perairan Indonesia sedang terjadi fenomena La Nina. La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.
“La nina masih terjadi hingga akhir tahun nanti, meskipun intensitasnya lemah. Namun, cukup signifikan menambah uap air di Indonesia,” jelas Dwikorita dalam konferensi pers, Sabtu (8/10/2022).
“Fenomena yang sifatnya global dan berlangsung beberapa bulan, bahkan sampai ke awal tahun. Ini fenomena global dan lebih panjang,” kata Dwikorita lagi.
Oleh karena itu, BMKG menghimbau kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan kesiapan, kewaspadaan, atau kesiagaan untuk mencegah terjadinya dampak cuaca ekstrem berkepanjangan saat ini.
Terdapat 6 rekomendasi dari BMKG. Pertama, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Kedua, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
Ketiga, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang. “Karena potensi puting beliung, angin kencang ini masih ada,” ujar Dwikorita.
Keempat, menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi. “Bencana hidrometeorologi tersebut seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan gelombang tinggi,” jelas Dwikorita.
Rekomendasi kelima, BMKG meminta otoritas terkait untuk lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
Keenam, BMKG juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.
“Informasi tersebut bisa diakses di website www.bmkg.go.id untuk informasi prakiraan cuaca hingga level kecamatan, juga akun media sosial @infobmkg, dan aplikasi iOS dan android ‘Info BMKG’. Serta call center 196 BMKG, atau dapat menghubungi kantor BMKG terdekat, kantor BMKG ada 180-an tersebar di berbagai wilayah di Indonesia,” jelas Dwikorita.