tribun-nasional.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai meningkatkan kecepatan KA saat melintasi sejumlah titik bekas amblesan di jalur rel lintas Kroya-Banjar yang masuk wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
“Meskipun masih dalam penanganan, saat ini seluruh titik bekas amblesan sudah bisa dilewati KA dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam,” kata Manajer Humas PT KAI (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto, Krisbiyantoro di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Ahad.
Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa kecepatan KA saat melintasi seluruh titik bekas amblesan khususnya yang berada di petak jalan Jeruklegi-Kawunganten, Kabupaten Cilacap, telah ditingkatkan dari sebelumnya yang dibatasi maksimal 5 km/jam.
Secara bertahap, kecepatan KA yang melintasi rintang jalan tersebut akan ditingkatkan dalam rangka menuju normal.
“Dalam kondisi normal jalur rel di lintas Kroya-Banjar mampu dilewati KA dengan kecepatan 115 km/jam,” jelasnya.
Lebih lanjut, Krisbiyantoro mengakui pembatasan kecepatan tersebut berdampak pada kelambatan perjalanan sejumlah KA di lintas Kroya-Banjar.
Ia mengatakan berdasarkan data per hari Minggu (9/10), pukul 12.00 WIB, diketahui sebanyak empat KA yang mengalami kelambatan, yakni KA Lodaya (Plb 159B) relasi Solo Balapan-Bandung terhenti di Stasiun Sidareja atau lambat 17 menit.
Selanjutnya, KA Argowilis (Plb 6C) relasi Bandung-Surabaya Gubeng terhenti di Stasiun Cipari atau lambat 8 menit, serta KA Kutojaya (Plb 311A) relasi Kutoarjo-Kiaracondong terhenti di Stasiun Lebeng atau lambat 3 menit.
“Secara umum, kelambatan sudah menurun tajam jika dibandingkan kemarin (8/10). Saat sekarang, kondisi menuju ke normal,” kata Krisbiyantoro.
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Jumat (7/10) siang hingga Sabtu (8/10) mengakibatkan jalur KA di petak jalan Jeruklegi-Kawunganten mengalami penurunan tanah atau ambles di beberapa titik, antara lain di KM 367+6/7 dan KM 372+400 serta KM 392+8/7 di petak jalan Sikampuh-Maos.
Kondisi tersebut berdampak terhadap perjalanan sejumlah KA lintas selatan Jawa yang mengalami kelambatan karena tertahan di beberapa stasiun, demikianKrisbiyantoro.