tribun-nasional.com – Fritz yang bertengger di peringkat 11 diperhitungkan naik tiga peringkat menjadi ke-8 dengan poin kemenangan yang diraih di Tokyo pada Senin, setelah mengalahkan rekan senegara Frances Tiafoe 7-6(3), 7-6(2).
“Saya ke sini dengan keyakinan bisa menang satu atau dua babak dan kemudian melihat bagaimana selanjutnya. Tapi sejujurnya saya percaya diri bahwa saya akan memenangkan pertandingan melawan mereka,” kata Fritz seperti disiarkan ATP Tour di laman resminya, Minggu.
Kemenangan Fritz di Tokyo mencatatkan rekor karena ia menjadi petenis Amerika Serikat pertama sejak 1996 yang memenangkan ATP 500 setelah Pete Sampras, dan menjadi juara individu ke-10 dari negara tersebut yang memenangi level serupa.
Selain itu, “All American Final” pada hari Minggu juga mengulang pertandingan antara Sampras dan Richey Reneberg pada 1996.
Setelah merebut gelar dalam penampilan keempatnya di Tokyo, Fritz bergabung dengan empat petenis besar lainnya yang menjadi juara kehormatan di Tokyo, mereka yaitu Roger Federer (2006), Rafael Nadal (2010), Andy Murray (2011) dan Novak Djokovic (2019).
Gelar yang didulang unggulan ketiga itu datang lewat penguasaan ritme pertandingan. Dengan dominasi serangan, Fritz menciptakan delapan peluang break dibandingkan dengan tiga untuk Tiafoe.
“Saya merasa sangat tenang dan memiliki banyak kejelasan dalam membuat keputusan di lapangan. Untuk memainkan pertandingan besar seperti di final, itu sangat bagus untuk tidak gugup dan merasa sangat tenang,” ujar petenis yang sudah mengantongi gelar di Indian Wells dan Eastbourne tahun ini.
Persaingan Fritz dan Tiafoe di final menjadi pencapaian tertinggi keduanya di peringkat ATP. Fritz akan menjadi petenis Amerika Serikat pertama yang menembus “Top 10” sejak Jack Sock pada 2017, sementara Tiafoe akan naik dua tingkat ke posisi 17.
Dengan kemenangan tersebut Fritz turut menambah skor catatan pertemuan kontra Tiafoe menjadi 5-1.
“Dia memainkan poin-poin besar dengan baik, bermain sangat agresif dan tidak meleset dalam posisi penting. Saya tidak seagresif dia dalam beberapa pertandingan terakhir. Itu adalah pertandingan yang ketat namun saya tidak bermain cukup baik,” ungkap Tiafoe soal pertandingan final di Tokyo. (ANTARA)