tribun-nasional.com – Deputi Bidang Kebijakan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito mengungkapkan dibutuhkan beberapa aspek penting untuk menciptakan ekosistem riset yang terintegrasi di tanah air.
Pertama, SDM yang mumpuni. Menurutnya, SDM yang kuat bisa menjadi kunci keberhasilan dari riset dan inovasi untuk teknologi di Indonesia. Kedua, pengembangan laboratorium dan infrastruktur laboratorium.
“Kita punya SDM yang hebat, tapi begitu mau melakukan penelitiannya alatnya tidak ada atau alatnya ada tapi kurang dalam konteks ketelitian dan akurasi. Untuk itu BRIN terus mengembangkan laboratorium terkait peralatan update kembali, kita lihat lagi mana yang masih kurang,” ujar Mego dalam Tech Conference CNBC Indonesia, Selasa (11/10/2022).
Dia menambahkan, saat ini Indonesia masih kekurangan infrastruktur laboratorium. Misalnya saja untuk pengembangan vaksin di Indonesia yang terkendala fasilitas, yakni biosafety level laboratorium, atau level tertinggi nomor 3 untuk pengujian hewan.
Untuk itu, BRIN terus memperkuat infrastruktur riset laboratorium. Jika memiliki infrastruktur yang lengkap, maka proses riset akan berjalan lebih cepat yang kemudian jadi prasyarat untuk melakukan penelitian berlanjut dari sisi uji praklinis.
Lalu aspek yang terakhir adalah pendanaan. Mego mengungkapkan BRIN telah mendapat dukungan penuh dari Kementerian Keuangan. Pendanaan tersebut telah diatur dan terbuka untuk dikompetisikan bagi semua periset nasional untuk mendapatkan dukungan pemerintah.
“Tidak hanya bagi pegawai dan peneliti BRIN, peneliti BRIN merupakan satu anggota komunitas riset nasional, jadi semua (periset) berlomba untuk dapat dukungan itu,” jelasnya.
Dia mengharapkan para periset yang tadinya tertinggal bisa semakin maju, dan mendapatkan anggaran dan fasilitas terbaru di Indonesia yang bisa dipakai. Dengan begitu mereka terdorong melakukan riset lebih baik.
“Pada hasilnya nanti sukses dan sudah jadi maka penggunaannya atau yang dulu komersialisasi masih susah, karena dari awal sudah bareng industri, industri tinggal metik saja. Tapi tidak menghilangkan lisensi paten dari tim riset, sehingga industri dapat profit ekonomi, periset juga dapat royalti. Semua happy,” pungkasnya.