tribun-nasional.com – Neurolog yang juga ahli kesehatan Andreas Harry mengingatkan kembali akan pentingnya tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M guna mencegah penularan COVID-19.
“Bagi masyarakat, tetap lakukan penerapan prokes 5M, karena 95 persen bisa memproteksi diri agar terhindar dari penularan COVID-19,” katanya saat dihubungi di Bogor, Kamis.
Menanggapi melonjaknya kasus positif di beberapa negara, seperti di Eropa, Selandia Baru dan Singapura, sukarelawan yang banyak terlibat dalam membantu menggalang bantuan nutrisi bagi tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 itu menekankan penerapan prokes adalah langkah yang harus dilakukan, apalagi ada kecenderungan abai kembali.
Prokes 5M, kata Andreas Harry, yang juga anggota Asosiasi Peneliti Alzheimer Internasional (AAICAD), bisa diterapkan untuk membantu pencegahan penularan COVID-19.
Prokes 5M yang sudah sering disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pihak lainnya, lanjutnya, pertama adalah mencuci tangan sekurangnya selama 20 detik dengan menggunakan air bersih dan sabun cuci tangan agar kuman dapat mati, kedua, menggunakan masker, terutama saat di luar rumah dan saat beraktivitas sehari-hari.
Ketiga, menjaga jarak, untuk menghindari terkena cipratan dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan, keempat, menjauhi kerumunan, karena semakin banyak dan sering bertemu orang dan berkomunikasi dengan orang banyak, kemungkinan terinfeksi virus COVID-19 pun semakin tinggi, sedangkan M yang kelima adalah mengurangi mobilitas, tidak keluar rumah, kecuali mendesak.
Penerapan aturan kerja seperti bekerja dari rumah (WFH) dan bekerja di kantor (WFO), katanya, juga merupakan salah contoh penerapan untuk mengurangi mobilitas di luar rumah.
Menurut dia, saat ini kondisinya masih pandemi, maka virus sangat sulit hilang. “Virus masih bermutasi terus, sehingga penerapan prokes seperti 5M harus dilakukan sebagai upaya pencegahan,” kata Andreas Harry.