tribun-nasional.com – Ridwan Kamil di Gedung Sate mengatakan Kota Bandung sama seperti Jakarta yang secara fisik tak lagi sanggup menjadi pusat pemerintahan. Ada berbagai alasan, salah satunya terpencarnya gedung-gedung pemerintahan.
“Karena pada dasarnya secara fisik Kota Bandung sama seperti Jakarta sudah tidak cocok lagi melayani pusat pemerintahan,” ujarnya sembari menambahkan gedung terpisah-pisah membuat roda pemerintahan tidak produktif.
Kabupaten Cirebon memiliki luas 1.072,29 km persegi, Kabupaten Subang 2.051,76 km persegi, sedangkan Kabupaten Majalengka 1.204,24 km persegi. Jika digabungkan, total luas Segitiga Rebana mencapai 4.328,29 km persegi.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ridwan Kamil mengatakan hal ini masih akan dikaji lagi lebih dalam, dengan target enam bulan.
“Untuk kajian dilaksanakan enam bulan ke depan, nanti media dikabari lagi. Calon lokasi terbuka sebenarnya, tapi sementara tiga tempat itu,” ujarnya.
Saat ini, proses kajian rencana pemindahan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat sudah masuk dalam Perda Perubahan atas Perda Jabar Nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRW Jabar Tahun 2009-2029.
“Jadi di dalam Segi Tiga Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati) sudah masukkan, penataan jalur transportasi sudah masuk,” jelasnya.
Selama ini, Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Kota Paris van Java itu merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kepadatan penduduknya berada di peringkat kedua setelah Jakarta.
Kota Bandung mulai dijadikan kawasan permukiman sejak pemerintahan Hindia Belanda. Pada 24 Maret 1946, kota ini dibakar sebagian oleh pejuang kemerdekaan sebagai strategi perang waktu itu.
Peristiwa Bandung Lautan Api ini diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Itulah penjelasan tentang Ibu Kota Jawa Barat pindah di mana. Semoga bermanfaat.