5 Konflik Agama Paling Panas di Indonesia. Kontroversial!

3 menit

Konflik agama terus berlanjut di tahun 2019. Pelarangan dekorasi Natal dan mengucapkan Selamat Natal bukanlah satu-satunya perselisihan yang terjadi dekade ini.

Konflik antar agama terjadi karena perbedaan keyakinan dan ego manusia yang menjadi-jadi.

Miris sekali, nyatanya di Indonesia perselisihan agama sudah terulang bertahun-tahun lamanya.

Banyak kasus yang muncul dari setiap daerah besar maupun kecil, dan parahnya lagi, hampir semuanya berawal dari argumen sepele.

Jika Anda ketinggalan berita, mari kita rekap konflik agama terbesar dan paling viral dekade ini!

Konflik Agama Terbesar di Indonesia. Negeri Kita Kapan Akur?

1. Konflik Antarumat Beragama di Aceh

konflik agama di aceh tahun 2015

sumber: bbc.com

Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berjalan di bawah hukum syariat islam.

Bagaimana bisa?

Ya, pemerintah memberikan peraturan spesial untuk Aceh agar tidak memerdekakan diri sendiri serta mendirikan negeri khilafah seperti yang rakyatnya tuntut zaman dahulu.

Di tahun 2015, kerusuhan antara umat muslim dan nasrani sempat terjadi.

Demonstran dari kubu Islam menginginkan pemerintah untuk membongkar beberapa gereja Kristen di Aceh.

Korban pun berjatuhan, beberapa orang dari kedua belah suku banyak yang terluka.

Untungya kompani ini tidak melebar dan dapat diatasi sebelum permasalahannya melebar.

2. Konflik Poso

konflik agama di poso

Sumber: beritasatu.com

Berbeda dengan perselisihan agama di Aceh, konflik di Poso pada tahun 2000 tidak berhasil dibendung.

Permasalahan antara dua agama ini terjadi selama bertahun-tahun.

Perselisihan politik itu awalnya terjadi karena masalah agama.

Pada tahun 1990-an, Poso dipenuhi oleh penduduk beragama Islam.

Namun, seiring berjalannya tahun, banyak orang luar yang datang ke Poso sehingga agama Kristen menjadi dominan.

Kurangnya peran pemerintah membuat konflik ini berlangsung selama puluhan tahun dengan jumlah korban jiwa sangat tinggi.

Perselisihan agama ini berakhir di tahun 2001 setelah adanya mediasi oleh mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.

3. Konflik Tanjung Balai

kerusuhan tanjung balai

sumber: tribunnews.com

Pada Sabtu, 20 Juli 2016, 11 wihara dan 2 yayasan dirusak oleh warga mengamuk di Tanjung Balai, Sumatera Utara.

Beberapa bangunan disamping tempat beribadah umat Buddha tersebut hangus terbakar.

Ini termasuk delapan mobil dan beberapa motor yang terparkir di depannya.

Menurut catatan pemerintah, jumlah kerugian mencapai lebih dari Rp3 milyar rupiah.

Kerusuhan ini disulut oleh konflik agama antara umat Islam dan Buddha.

Kabarnya, sebagian warga Tanjungbadai merasa tersinggung setelah mendengar pemeluk agama Buddha berdarah Tionghoa protes.

Mereka mengeluh tentang kerasnya suara adzan dari sebuah masjid lokal.

Belum lagi rumor seorang wanita yang melempari masjid dengan batu dan mengusir imam di dalamnya menyebar secara cepat.

Tidak ada tindakan hukum yang ditempuh kedua belah pihak.

Sampai sekrang, ke-11 wihara tersebut selalu dijaga polisi setiap jam beribadah.

4. Konflik Sampang

konflik agama

Sumber: tempo.co

Konflik antar agama berikutnya terjadi antara pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan penganut Islam Syiah.

Perselisihan keyakinan tersebut menelan korban.

Dua orang warga Syi’ah tewas sementara enam lainnya mengalami luka berat dan harus dirawat di rumah sakit setempat.

Konflik Sampang berawal di tahun 2004, dan berpuncak pada pembakaran rumah Ketua Ikatan Jamaah Ahl Al-Bait, atau yang dikenal sebagai IJABI.

2 rumah jamaah syi’ah lainnya dibakar, dan mushola pun rusak diamuk 500 warga yang mengaku sebagai jamaah Ahlus Sunnah Wal-Jamaah.

5. Konflik Papua

menara Masjid Al-Aqsha Sentani

sumber: viva.co.id

Baru kemarin rasanya media massa dipenuhi oleh berita konflik antar agama di Papua.

Melansir viva.co.id, konflik tersebut dimulai dengan tuntutan Persekutuan Gereja-gereja di Kabupaten Jayapura (PGGJ).

Mereka menuntut untuk membongkar menara Masjid Al-Aqsha Sentani.

Alasan dibalik tuntutan PGGJ adalah menara Masjid Al-Aqsha Sentani yang dibangun terlalu tinggi dari bangunan-bangunan lain di sekitarnya.

Kabarnya, PGGJ khawatir bangunan masjid menghalangi pemandangan dan membuat gereja disampingnya tampak terhempit.

Menanggapi tuntutan masyarakat Papua, Kementerian Agama ikut angkat bicara dan turun tangan.

Dikutip dari detik.com, Menag menyatakan, “Selesaikan dengan musyawarah. Kami mendukung penuh langkah-langkah pemuka agama, tokoh masyarakat, dan Pemda yang akan melakukan musyawarah antar mereka.”

Ia juga menghimbau Kakanwil dan Kakankemenag untuk terus proaktif dalam memantau kasus pembangunan menara dan penuntutan PGGJ di tahun 2018 tersebut.

***

Semoga bermanfaat, ya!

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Cek rumah impian dari sekarang lewat www.99.co/id dan rumah123.com.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Temukan hunian favorit dari ragam proyek perumahan, salah satunya dari Grand Batavia & Cluster Pelican!

Artikel ini bersumber dari www.99.co.

Tinggalkan Balasan