Membangun Generasi Gemilang | merdeka.com

Merdeka.com – Generasi Gemilang secara harfiah didefinisikan sebagai generasi yang memiliki daya saing dan adaptif dalam menghadapi dinamika modernisasi yang menuntut kemampuan bukan hanya kepintaran otak tetapi juga secara sosial memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, keluarga, lingkungan, maupun kondisi disekitarnya.

Dengan demikian, Pendidikan yang dilakukan disekolah tentu tidak hanya bertumpu kepada menanamkan pelajaran-pelajaran yang menjadi kurikulum dasar yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah, tetapi hal-hal mendasar seperti pentingnya pola hidup bersih dan sehat, higienitas, pelestarian lingkungan hidup, serta pemahaman dan penghargaan atas jender menjadi sangat penting juga untuk diajarkan sejak dini guna membentuk generasi yang tangguh yang memiliki bekal utuh dalam menghadapi persaingan dalam kehidupannya terutama bila dikaitkan dengan kondisi bahwa bonus demografi akan menjadi penentu berjalan dengan baik atau tidaknya pembangunan disuatu wilayah.

Pendidikan sendiri merupakan salah satu pembentuk dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain sektor kesehatan dan ekonomi. Kondisi IPM di Tangerang saat ini sudah sangat baik dengan nilai 72,43 yang diartikan secara Pendidikan, Kesehatan dan Perekonomian, program-program yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah sudah pada jalur yang tepat namun perlu terus ditingkatkan indeks nya untuk tahun-tahun kedepan. Oleh karenanya, disektor Pendidikan masih terus perlu optimalisasi dalam hal peningkatan kualitas sarana-prasarana pendukung, kurikulum, dan juga peningkatan kualitas pengajar. Selain hal tersebut, Pemerintah Daerah juga menjalankan program Sanisek, Kurassaki, Sehati, MKM, dan juga Sanitren yang akan menjadi komplementer terhadap sistem pendidikan yang sudah berjalan selama ini dengan tujuan bahwa program-program komplementer yang diimplementasikan disekolah ini dapat menjadi pengetahuan tambahan dalam mewujudkan generasi yang lebih baik yang memiliki kemampuan daya pikir serta kepekaan sosial yang jauh lebih baik dibandingkan dengan generasi saat ini.

Program Sanisek

Suasana belajar yang sehat dan menyenangkan merupakan cikal bakal dari terbentuknya generasi yang memiliki kualitas dan berdaya saing dimasa depan. Pelaksanaan program sanitasi berbasis sekolah di Kabupaten Tangerang, merupakan upaya menyediakan sarana sanitasi dasar yang berkualitas yang mampu mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan. Berdasarkan penelitian UNICEF, bahwa praktek cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan resiko terkena penyakit diare sebesar 30% pada murid sekolah yang mempraktekkan cuci tangan pakai sabun. Dengan demikian keberadaan sarana sanitasi yang layak dan sehat di semua sekolah merupakan hal wajib yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dan juga komunitas sekolah.

Pembangunan Sarana Sanitasi Berbasis Sekolah di Kabupaten Tangerang, juga turut mendorong kesetaraan jender yang dibuktikan dengan terpisahnya antara toilet anak laki-laki dan toilet anak perempuan. Keterlibatan semua komponen sekolah dalam program ini menjadi kunci keberhasilan dengan tujuan bahwa anak usia sekolah dapat menjadi agen perubahan hidup bersih dan sehat di lingkungannya masing-masing.

Sampai tahun 2022, di Kabupaten Tangerang telah terbangun 723 unit sarana sanitasi berbasis sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat sekolah menengah. Yang menjadi tantangannya adalah bagaimana seluruh komunitas sekolah mau memelihara sarana yang telah dibangun oleh Pemerintah Daerah sehingga kebutuhan mendasar ini tetap terjaga dengan baik kualitasnya dan mampu mendukung kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar yang dilaksanakan di sekolah.

Program Kurassaki

Program Kurassaki (Kurangi Sampah Sekolah Kita) merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka mendidik anak-anak usia sekolah untuk mencintai lingkungannya dengan cara mereduksi semaksimal mungkin sampah-sampah yang ada disekolahnya masing-masing.

Hal sederhana yang dilakukan oleh setiap siswa adalah lain dengan cara membiasakan diri membawa wadah minum dan wadah makan secara mandiri. Kantin sekolah pun diajarkan hanya memberikan layanan kepada siswa yang membawa wadah minum dan makan sendiri untuk mengurangi timbulan sampah berupa plastik, kertas, ataupun logam. Dengan cara sederhana seperti ini hasilnya mampu mereduksi sampah yang dihasilkan sekolah sampai dengan 70%. Perilaku reuse, reduce, dan recycle juga ditanamkan kepada seluruh siswa dengan memberikan pemahaman bahwasanya banyak timbulan sampah faktanya sampah-sampah tersebut sulit terurai secara alamiah oleh alam dan menimbulkan kerusakan baik untuk tanah, air, maupun udara. Dengan pemahaman tersebut, mendorong daya pikir kritis para siswa bahwa dengan semakin sedikit menimbulkan sampah, secara otomatis turut menguatkan program Pemerintah dalam rangka pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Sampai dengan tahun 2022 ini, sudah 300 sekolah yang teradvokasi dengan program Kurassaki dengan harapan bahwa dimasa depan tercipta generasi bangsa yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Program Sehati

Program Sehati (Sekolah Keanekaragaman Hayati) memberikan titik tekan kepada komunitas sekolah untuk menguatkan upaya peningkatan pemahaman bahwa ketahanan pangan dan keamanan pangan menjadi kunci utama dalam keberlangsungan kehidupan. Para siswa diajarkan untuk menanam, merawat, dan mengolah vegetasi baik berupa buah, sayur, tanaman obat, tanaman langka maupun tanaman pangan pokok (padi, jagung, singkong, ubi) dengan teknik dan pendekatan yang ramah lingkungan dengan cara mengoptimalkan pupuk organik yang juga dihasilkan dari lingkungan sekolahnya.

Dengan keterampilan tersebut, diharapkan kedepannya para siswa akan lebih selektif dalam memilih bahan pangan yang sehat dan aman serta sedapat mungkin mengurangi pencemaran lingkungan hidup dengan cara mereduksi penggunaan pupuk kimia yang dapat mencemari lingkungan.

Sampai dengan tahun 2022 ini, sudah 63 sekolah tingkat dasar dan menengah yang mendapatkan program Sehati dengan harapan jumlah sekolah yang mendapatkan program ini terus meningkat setiap tahunnya.

Program MKM

Program MKM (Manajemen Kesehatan Menstruasi) dilakukan ditingkat sekolah dasar dan menengah oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang bekerjasama dengan UNICEF dengan pemikiran bahwa pengetahuan terhadap higienitas pada saat terjadi menstruasi pada anak-anak wanita harus sudah tertanam sejak dini.

Sasaran program ini tentunya tidak hanya siswa perempuan, tetapi siswa laki-laki pun diberikan pemahaman yang serupa dengan tujuan tidak terjadi bullying terhadap siswa yang tengah mengalami menstruasi. Didalam program ini, para siswa diajarkan untuk menghitung siklus, menjaga kebersihan organ seksual, dan juga mengatasi dampak sampingan terhadap tubuh ketika sedang terjadi menstruasi.

Sampai dengan tahun 2022 ini, sudah 40 sekolah melaksanakan program ini, dan dalam pelaksanaannya turut pula dianjurkan untuk penggunaan pembalut pakai ulang sebagai upaya untuk mengurangi sampah yang tidak dapat terurai secara cepat ini.

Program Sanitren

Program Sanitren (Sanitasi Berbasis Pesantren) diimplementasikan kepada pondok-pondok pesantren yang kondisinya belum memiliki sarana sanitasi dan air bersih yang layak dan sehat dengan pertimbangan bahwa penyakit berbasis lingkungan seperti diare, scabies, dan juga penyakit kulit lainnya akan mudah timbul manakala sarana sanitasi dan air bersihnya tidak berkualitas baik.

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap pondok-pondok pesantren yang ada, faktanya Sebagian besar memang belum memiliki sarana sanitasi dan air bersih yang terstandarisasi. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan Kementerian Agama dalam merealisasikan program ini dengan skema bantuan berupa hibah kepada pondok pesantren dan pondok-pondok pesantren tersebut melaksanakan pembangunan sesuai dengan standar bangunan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah.

Sampai dengan tahun 2021, sudah terbangun 346 unit sarana Sanitren dan ditahun 2022 ini ditargetkan lagi sebanyak 150 unit yang tersebar keseluruh pondok pesantren baik salafi, pengembangan, maupun pondok pesantren modern.

Pada akhirnya, program Sanisek, Kurassaki, Sehati, MKM, dan juga Sanitren yang saat ini terus dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang merupakan hal-hal yang sifatnya elementer yang sangat perlu diketahui dan dipahami oleh komunitas sekolah sebagai salah satu sumbangsih dunia Pendidikan dalam membangun kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi disekitarnya seperti masalah Pola Hidup Bersih dan Sehat, masalah persampahan, masalah jender, masalah ketahanan dan keamanan pangan, serta masalah persampahan yang tentunya menjadi tantangan pembangunan yang harus diselesaikan bukan hanya oleh Pemerintah saja tetapi menuntut partisipasi aktif dari masyarakat termasuk dari anak-anak pelajar yang masih bertumbuh kembang sehingga kedepannya generasi tersebut memiliki tanggung jawab sosial yang jauh lebih baik.

Sanisek, Kurassaki, Sehati, MKM, dan juga Sanitren merupakan initisari dan bekal pengetahuan mendasar dalam melengkapi sistem pada dunia Pendidikan yang sudah ada saat ini yang dirasakan masih cenderung bersifat normatif. Upaya ini tentunya disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam rangka membentuk Generasi Gemilang dimasa depan dengan prinsip utama bahwa generasi-generasi Kabupaten Tangerang berikutnya harus jauh lebih baik dibandingkan dengan generasi yang ada saat ini.

[has]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan