AS Berjanji Tingkatkan Jumlah Tentara di Eropa

NATO menggambarkan KTT Madrid sebagai peristiwa penting untuk masa depan aliansi itu di dunia yang lebih kompetitif dan berbahaya. Sementara itu, Amerika Serikat menjanjikan penambahan jumlah pasukan Amerika di Eropa.

“Bersama dengan sekutu kami, kami akan memastikan bahwa NATO siap menghadapi ancaman dari segala arah di setiap ranah: darat, udara, dan laut,” kata Presiden AS Joe Biden.

Pengerahan tambahan pasukan Amerika di Eropa itu termasuk markas permanen Korps Angkatan Darat ke-5 AS di Polandia; peningkatan jumlah pasukan yang dirotasi di Rumania dan negara-negara Baltik; berikut tambahan kapal perusak angkatan laut, skuadron jet tempur F-35, dan sistem pertahanan udara.

Secara terpisah, NATO merencanakan peningkatan jumlah tujuh kali lipat pasukan tanggap cepatnya, menjadi 300 ribu tentara.

Charly Salonius-Pasternak adalah pakar di Institut Kajian Internasional Finlandia mengatakan, “Ini adalah bagian dari reorientasi NATO, dari apa yang saya sebut beberapa dekade operasi manajemen krisis, untuk benar-benar fokus pada pencegahan dan pertahanan wilayah sekutu.”

NATO juga tampaknya akan berkembang menjadi lebih besar, karena Finlandia dan Swedia secara resmi diundang untuk bergabung setelah Turki mencabut hak vetonya pada malam KTT. Setiap negara anggota sekarang harus menyetujui aplikasi kedua negara itu yang dapat dirampungkan dalam beberapa minggu.

Charly Salonius-Pasternak dari Institut Kajian Internasional Finlandia, menambahkan, “Ini jelas merupakan salah satu komponen yang membuat KTT NATO di Madrid menjadi KTT bersejarah, dan sangat baik hal itu ditetapkan pada awal (KTT). Tentu saja keanggotaan Finlandia dan Swedia pada NATO memungkinkan perencanaan ulang semua pertahanan di Eropa Utara.”

Perubahan postur strategis NATO itu diuraikan dalam ‘Konsep Strategis’ baru yang disahkan Selasa (29/6) di KTT Madrid, seperti disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg,“Jelas bahwa Rusia merupakan ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan kami.”

Sementara NATO menopang pertahanannya, Ukraina terus menghadapi kekuatan penuh invasi Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato untuk KTT itu dari Kyiv. “Ini bukan perang yang dilancarkan Rusia hanya terhadap Ukraina. Ini adalah perang untuk mendikte kondisi di Eropa, untuk menentukan bentuk tatanan dunia pada masa depan,” paparnya.

NATO menyetujui paket dukungan baru jangka panjang bagi Ukraina. Negara-negara anggota NATO secara individu mengirim senjata berat, tetapi Ukraina mengatakan perlu lebih banyak lagi.

“Mereka (pasukan Ukraina) harus melakukan banyak latihan awal. Mereka telah melakukan itu. Sebagian senjata telah dikirim. Sayangnya, pengiriman senjata dilakukan dalam paket-paket kecil,” kata Jim Townsend, mantan Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Eropa dan NATO.

Negara-negara anggota NATO bergabung dengan negara-negara sekutu Indo-Pasifik dari Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru. Untuk pertama kalinya, Konsep Strategis baru NATO menyebut China, seperti disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

“Kami menyaksikan kemitraan strategis yang semakin dalam antara Moskow dan Beijing, perilaku China yang ingin menang sendiri dan kebijakan koersifnya memiliki konsekuensi bagi keamanan NATO dan mitra-mitra kami,” jelasnya.

KTT Madrid itu merupakan kesempatan bersejarah bagi NATO dalam mengenali berbagai tantangan baru, dari perubahan iklim hingga China. Tetapi Konsep Strategis barunya jelas, bahwa Rusia merupakan ancaman keamanan terbesar, dan aliansi itu harus beradaptasi dengan ancaman tersebut. [lt/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan