tribun-nasional.com – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau Jogja memiliki banyak peninggalan bersejarah yang kini menjadi obyek wisata. Salah satunya kompleks Taman Sari yang lokasinya tidak jauh dari Keraton Yogyakarta.
Secara administratif, Taman Sari masuk dalam wilayah Rukun Kampung Taman, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Dari Keraton Yogyakarta, wisatawan dapat ke Taman Sari, antara lain dengan berjalan kaki, naik becak, dan naik andong.
Salah satu icon dari Taman Sari adalah kolam-kolam air. Ternyata, kolam-kolam air tersebut memiliki sejarah yang berkaitan dengan Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I, pendiri Keraton Yogyakarta.
Berikut sejarah Taman Sari, serta fakta-fakta lainnya seperti dirangkum Kompas.com.
Sejarah Taman Sari
Djoko Soekiman dalam buku Taman Sari (1993) mengatakan bahwa kompleks Taman Sari dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I.
“Berdasarkan naskah yang disimpan di Keraton Yogyakarta, menyebutkan bahwa yang melaksanakan pendirian bangunan Taman Sari ialah Pangeran Mangkubumi atau Hamengku Buwana I,” tulis Soekiman dalam Taman Sari (1993), dikutip Kompas.com, Selasa (26/7/2022).
Kompleks Taman Sari dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I sebagai tanda penghargaan atas jasa permaisuri. Sebab, sang permaisuri telah banyak turut menderita waktu Hamengku Buwono I melakukan peperangan Giyanti.
Nama Taman Sari dapat diartikan sebagai suatu taman yang sangat indah dan memesona.
Sementara itu, Theresiana Ani Larasati dalam jurnal Sekilas Bangunan Pesanggrahan Taman Sari Yogyakarta, menuturkan bahwa pembangunan kompleks Taman Sari selesai pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono II.
“Istana Taman Sari sering disebut juga sebagai water kasteel atau istana air,” tulisnya.
Fungsi Taman Sari
Djoko menuturkan bahwa Taman Sari merupakan sebuah taman air yang berada di dalam sebuah benteng. Dulunya, fungsi dari Taman Sari adalah tempat rekreasi dan peristirahatan bagi Sultan Hamengku Buwono I, permaisuri, anak-anak, dan kerabatnya.
Tak heran, Taman Sari memiliki beberapa area, di antaranta kolam pemandian, tempat ganti pakaian, taman-taman, dan ruangan untuk menari.
Selain itu, kompleks Taman Sari juga berfungsi sebagai lokasi pertahanan karena dilengkapi dengan lorong-lorong bawah tanah dan dapur.
“Taman Sari dapat dipandang sebagai sumber otentik untuk mengenang kebesaran Sultan Hamengku Buwono I,” tulisnya.
Dulunya, sumber air yang mengairi kompleks Taman Sari diambil dari Sungai Winongo, yang mengalir di sebelah barat Taman Sari.
Awalnya, selain bangunan dan kolam, kompleks Taman Sari juga dilengkapi dengan kebun buah-buahan dan bunga. Namun, sekarang sebagian besar kebun-kebun tersebut sudah menjadi perkampungan penduduk.
Senada, Theresiana mengatakan bahwa fungsi Taman Sari adalah sebuah pesanggrahan atau suatu tempat yang dibangun untuk bercengkerama dan rekreasi.
Fungsi tersebut dapat dilihat dari bangunan lorong-lorong dengan taman-taman bunga dan kolam pemandian yang sangat lebar dan tidak terlalu dalam.
Namun bila diperhatikan lebih jauh, Taman Sari juga berguna sebagai bangunan peninjauan apabila ada musuh. Hal tersebut terlihat dari jalan bawah tanah dan jembatan gantung.
“Yang semakin memperjelas makna bahwa Pesanggrahan Taman Sari dibangun bukan semata-mata untuk tempat bercengkerama dan rekreasi,” ujarnya.
Bangunan-bangunan dalam Taman Sari
Kompleks Taman Sari memiliki sejumlah bangunan yang dilengkapi dengan ukiran khas Keraton Yogyakarta. Berikut beberapa bangunan tersebut.
Gerbang Kenari
Gerbang Kenari merupakan pintu gerbang menuju ke kompleks Taman Sari. Gerbang ini menghubungkan Jalan Taman ke dalam kompleks Taman Sari.
Sebenarnya, gerbang tersebut merupakan gerbang bagian belakang dari kompleks Taman Sari. Namun, gerbang utama yang ada di sisi barat telah rusak serta menjadi perkampungan penduduk, maka Gerbang Kenari dipakai sebagai pintu masuk ke dalam kompleks Taman Sari bagi wisatawan.
Gapura Panggung
Dinamakan Gapura Panggung karena gapura ini memiliki panggung yang merupakan lantai atas gapura. Lantai atas atau panggung ini dapat dicapai melalui empat buah tangga yang berada di sisi timur, utara, dan selatan bangunan.
Gedong Sekawan
Setelah melewati Gapura Panggung, pengunjung akan sampai di halaman berbentuk segi delapan yang dikelilingi tembok.
Di dalam halaman tersebut, ada empat buah bangunan yang disebut Gedong Sekawan sesuai dengan jumlahnya yaitu empat buah. Keempat bangunan itu berbentuk persegi panjang dan beratap limasan.
Kolam Umbul Winangun
Kolam atau Pasiraman Umbul Winangun merupakan kompleks bangunan yang dilengkapi dengan tiga kolam pemandian. Seluruh kolam tersebut dikelilingi tembok dan gapura pada sisi timur dan barat.
Lokasi Pasiraman Umbul Winangun dibuat lebih rendah dibandingkan tanah sekitarnya. Jadi, untuk sampai ke kolam, wisatawan harus menuruni anak tangga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.