Wastraloka, Eksportir Kerajinan Daur Ulang Premium

Produk kerajinan daur ulang premium yang diproduksi Wastraloka menembus pasar ekspor. (Foto : Wastraloka)

PT Wastraloka Indo Kreasi (Wastraloka) merupakan UKM yang memproduksi kerajinan daur ulang premium yang dilukis dengan motif batik. Kapasitas produksinya lebih dari 1.000 unit dan mampu mencetak omzet ratusan juta rupiah setiap bulannya.

Apabila rata-rata omzet senilai Rp 100 juta per bulan maka potensi omzet mencapai Rp 1,2 miliar/tahun. UKM yang didirikan  oleh Eni Anjayani pada 2014 ini mengekspor produk daur ulang premium itu ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab.

Wastraloka memproduksi kerajinan seperti kaleng kerupuk, traditional teapot, tray, candle holder, stool, dan tumbler yang dilukis oleh seniman lokal menjadi keunggulan tersendiri. UKM asal Klaten, Yogyakarta ini juga memiliki misi pelestarian lingkungan dan budaya Indonesia hingga ke mancanegara. Sebelum menjadi pengusaha, Eni adalah seorang pegawai kantoran dan ibu rumah tangga yang gemar mengumpulkan kain batik kuno dari hasil toko sang iIbu, dari kesukaannya mengoleksi batik. Ia terinspirasi membuat produk dekorasi yang bermotif batik lukis tanpa bantuan mesin.

Pemerintah mendorong UKM Indonesia memperkuat ciri khas dan karakter agar menjadi keunikan yang kompetitif. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI Suahasil Nazara menegaskan dukungan pemerintah terhadap UKM saat berkunjung ke Workshop Wastraloka di Klaten, Jawa Tengah, pada 8 Juli 2022.

“Peran negara adalah membantu dan melakukan fasilitasi. Caranya membantu tata kelola UMKM jika akan ekspor dan membantu kalau membutuhkan pendanaan UMKM. Kami harapkan bisa terus naik kelas dari UMKM yang bekerja secara rumahan, bekerja secara keluarga nanti digali terus idenya dan jika mendapatkan produk yang laku di mancanegara, maka negara juga siap membantu memfasilitasi hal tersebut,” tutur Suahasil seperti dikutip SWA Online, (21/7/2022).

Wamenkeu bersama dengan Direktur Eksekutif LPEI berdialog dengan Eni Anjayani, penggagas sekaligus pemilik Wastraloka, untuk membahas upaya yang dilakukan untuk menciptakan karya kreatif ramah lingkungan hingga menembus mancanegara.  Wastraloka adalah salah satu penerima berbagai fasilitas dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank untuk peningkatan ekspor. Pertemuan LPEI dengan Wastraloka terjadi pada 2018 dalam program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan Coaching Program for New Exporters (CPNE).

Ketika itu, Wastraloka merupakan salah satu UKM kerajinan asal Yogyakarta yang memiliki keunikan dan nilai jual ekspor yang menarik. Pelatihan ekspor yang diberikan mampu mempertajam keunggulan kompetitif produk tersebut. LPEI Indonesia sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional memiliki mandat untuk berupaya menciptakan eksportir baru.

Melalui program CPNE, Wastraloka dapat melakukan ekspor ke sejumlah negara di dunia dengan berbagai produk daur ulang. Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso mengatakan, dengan mengikuti program CPNE Wastraloka ikut mendapatkan manfaat besar terlebih untuk membantu pemilihan jenis produk yang produksi sesuai dengan permintaan, akses pasar, menghitung harga jual dan belajar proses dari pengiriman produk hingga sampai ke negara tujuan.

Selain program CPNE, LPEI juga telah melibatkan Wastraloka di sejumlah pameran dan pertemuan bisnis (business matching) untuk perluasan akses pasar. Wastraloka telah mengikuti salah satu pameran dagang terbesar di Indonesia yaitu Trade Expo Indonesia pada 2018 dan berkolaborasi bersama Sarinah dalam rangka perluasan akses pasar.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan