tribun-nasional.com – Kerap kali, memilih sepeda motor bukan semata-mata soal menentukan alat transportasi saja.
Ada banyak juga orang yang merasa representasi dirinya akan tercermin dari pilihan sepeda motor apa yang mereka gunakan.
Maka tak heran jika di pasaran pun tersedia berbagai macam pilihan varian sepeda motor yang menyasar segmen yang berbeda-beda.
Bahkan, bukan lagi urusan mesin dan segala hal terkait teknis otomotif yang menjadi pertimbangan satu-satunya.
Sebab, jika bicara soal hati dan selera, sering kali pilihan dijatuhkan juga berdasarkan hal-hal non-teknis, salah satunya tampilan.
Nah, Royal Enfield pun tak mau ketinggalan, dan ikut menjadi brand yang berusaha memanfaatkan fenomena ini.
Merek asal Inggris yang dikenal kental sebagai produsen sepeda motor bergaya retro klasik ini, berupaya melebarkan jangkauan pasarnya lewat pendekatan gaya.
Kali ini Royal Enfield ingin menjangkau rentang umur konsumen yang lebih luas.
“Kalau kanibal rasanya tidak akan terjadi. Karena apa yang kami lakukan ini justru untuk melebarkan jangkauan pasar.”
“Masing-masing varian, meski harganya mirip-mirip, sudah ada penggemarnya masing-masing.”
Begitu kata Anindya, Country Marketing Manager Royal Enfield Indonesia tentang kehadiran varian Hunter 350 , dalam perbincangan menjelang acara “Urban Hustle”, Rabu pagi (1/2/2023).
Urban Hustle adalah judul yang disematkan untuk acara bermotor bersama menggunakan Hunter 350, sebuah varian terbaru dari Royal Enfield yang diluncurkan awal Desember 2022 lalu.
Sebelumnya, di kelas 350cc Royal Enfield sudah lebih dulu memiliki varian Classic dan Meteor. Ketiga motor ini menggunakan mesin yang sama. Jadi, ketiganya hanya berbeda gaya.
Classic 350 -sesuai namanya, merupakan motor bergaya jadul nan klasik, sementara Meteor bergaya cruiser.
Hunter hadir belakangan dengan gaya roadster bergeometri ringkas.
Sepeda motor ini dirancang untuk gesit menembus kemacetan jalan di perkotaan, tanpa harus kehilangan sensasi memakai motor bermesin besar.
“Jadi kalau misalnya nih, ada bapak dan anaknya datang ke kami nyari motor, lalu si anak bilang ah gak mau yang Classic ah, mungkin gayanya terlalu “tua”. Maka ada Hunter 350 yang memang ditujukan yang lebih muda,” kata Anindya.
Lupa bawa “moge”
Lupa bawa moge ( motor gede ). Memang inilah kesan yang langsung terasa saat Hunter dibawa menyusuri jalan basah dan menembus kemacetan di kawasan Antasari, SCBD, hingga ke Gatot Soebroto dan Senayan, pagi itu.
Dengan bobot basah 181 kilogram, Hunter menjadi varian Royal Enfield yang paling ringan. Lalu wheelbase motor ini pun paling pendek dibandingkan dengan Classic dan Meteor.
Alhasil, manuver untuk lepas dari kemacetan di antara mobil-mobil yang antre di kawasan padat itu pun terasa sangat mudah.
Belum lagi kekuatan mesin dengan torsi yang terasa memanjakan si pengendara. “Selip-selipnya lebih gampang ya, jadi lupa bawa moge ya,” cetus salah satu peserta riding.
Seperti yang disebut Anindya, Hunter 350 memang menyasar pengalaman berkendara yang semacam itu. “Aim-nya, light weight easy riding, untuk anak muda,” kata dia.
Lalu, seperti produk Royal Enfield yang lain, Hunter 350 juga memiliki aksesoris genuine, untuk menjadikannya kian sesuai dengan selera pemiliknya.
Anindya menyebut, ada sederet pilihan aksesoris, misalnya- vintage lightscreen, compact engine guard, stylist mirror, touring mirror, custom seat, adventure rest, hingga pannier.
“Jadi motor ini menjadi semacam kanvas, yang bisa dibentuk sesuai selera. Jadi mau gaya urbanlook, vintage, atau touring, semua bisa,” cetus Anindya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.