tribun-nasional.com – Pemerintah menyatakan bahwa virus Corona varian Kraken sudah terdeteksi di Indonesia sejak Rabu 25 Januari 2023. Varian Kraken adalah nama lain dari virus Corona subvarian Omicron XBB 1.5 yang penting juga untuk diketahui seluk-beluknya demi pencegahan dan penanganan penularannya.Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa varian Kraken yang ada di Indonesia berasal dari warga Polandia yang mengunjungi Balikpapan, Kalimantan Timur pada 6 Januari 2023. Menurut Menkes, varian Kraken memang memiliki daya penularan yang cepat, tetapi cenderung lemah. Artinya, varian Kraken tak menyebabkan hospitalisasi atau tingkat yang dirawat di rumah sakit menjadi tinggi.Dilansir dari Standard, varian Kraken atau XBB 1.5 adalah varian mutasi dari Omicron XBB yang ditemukan di Afrika Selatan pada 27 Desember 2022. Varian XBB 1.5 dijuluki Kraken oleh para ahli karena sifatnya yang menimbulkan lonjakan kasus Omicron cukup masif di Amerika Serikat. Seperti diketahui, Covid-19 varian Kraken sudah terdeteksi di Singapura, Prancis, Inggris, Jerman, sampai India.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, varian tersebut telah ditemukan di 38 negara. Kraken memiliki sifat sangat menular. Di AS, misalnya, Kraken membuat jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit melonjak 16,1 persen dalam beberapa waktu terakhir.
Dikutip dari CNN, beberapa gejala yang disebutkan menyertai Kraken , yakni pilek dan bersin, kelelahan yang disebabkan oleh tubuh yang mengeluarkan energi dalam jumlah besar saat melawan serangan virus, sakit kepala yang berdenyut, demam, batuk kering tanpa dahak yang meningkat di malam hari, nyeri otot dan lemas, serta sakit ternggorokan dan sulit menelan.Kebanyakan, gejala – gejala tersebut awalnya kerap tak disadari sebagai gejala Covid-19. Data yang ditemukan dalam Zoe Health Study, misalnya, menemukan bahwa 1 dari 3 orang pasien Covid-19 mengalami penurunan nafsu makan .Berdasarkan catatan studi tersebut, gejala ini biasanya muncul pada fase- fase awal Covid-19. Pada orang usia 35 tahun ke atas, kehilangan nafsu makan biasanya akan berlangsung selama empat hari. Sementara pada mereka yang berusia di bawah 35 tahun, gejala tersebut cenderung hanya bertahan dua hingga tiga hari dan membaik dalam sepekan.Akan tetapi, gejala ini lebih umum dialami pasien Covid-19 lanjut usia (lansia). Studi juga menemukan beberapa gejala lain yang biasanya mengiringi penurunan nafsu makan . Sebanyak 50 persen dari orang yang mengalami gejala kehilangan nafsu makan juga melaporkan gejala batuk yang intens. Batuk biasanya bersifat kering tanpa adanya produksi dahak.