tribun-nasional.com – Sejumlah warga yang berprofesi sebagai petani sawit di Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan , Riau, mengancam akan membunuh gajah liar yang masuk ke wilayah perkebunannya. Pernyataan tersebut pun mendapatkan respons dari Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Afni Zulkifli .
“Ingat ya, saya tegaskan dengan jelas di sini ya, bukan gajah yang masuk kebun bapak-bapak, bukan gajah yang masuk desa-desa bapak, tapi desa dan kebun bapak-bapak yang masuk ke rumah gajah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Afni Zulkifli mengingatkan kalau warga, terutama yang berprofesi sebagai petani sawit tidak boleh semena-mena terhadap gajahnya.
“Saya kalau soal satwa, saya tegas, Pak,” katanya.
Dia menjelaskan kalau gajah merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok dan makhluk yang menyusui anaknya, sama seperti manusia.
“Bapak rumah aja tidak nggak mau diganggu orang, tanah bapak setapak, ngamuk Bapak,” tutur Afni.
Menurutnya, jalur yang dilewati oleh sekelompok gajah adalah jalur yang biasa dilewatinya sejak puluhan tahun atau lebih. Afni juga menjelaskan bahwa gajah tidak pernah melewati jalur yang acak atau berbeda-beda.
“Gajah itu tidak pernah Pak, dia lewat pertama begini, lalu begini, zig-zag, nggak Pak,” tutur Tenaga Ahli Menteri LHK itu.
Satwa itu, kata Afni, puluhan tahun akan melewati jalur atau lokasi yang sama, tidak berganti-ganti setiap hari atau bahkan hingga akhir masa hidupnya.
“Tiba-tiba dia lewat 10 tahun lagi, kok sudah ada kebun sawit, dia tidak ngerti, kok ada kebun ruko, kok ada rumah, dia tidak ngerti, Pak,” ujarnya, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari video yang diunggah akun Instagram @lamputerangofficial, Jumat, 10 Februari 2023.
Afni mengatakan dalam kondisi tersebut, gajah tidak mengerti bahwa bangunan yang ada di jalurnya itu adalah rumah. Sehingga, sekelompok gajah akan tetap menerobos jalur tersebut, meski sudah ada bangunan rumahnya.
Sekalipun itu lubang kanal, kata Afni, seekor gajah tidak akan mengerti dan akan menerobosnya. Bahkan, bayi gajah kalau masuk ke dalam lubang tersebut akan mati.
Dia juga menjelaskan kalau gajah tidak mengerti batas administratif, sehingga akan menerobos selama itu jalur yang biasa dilewatinya.
Tenaga Ahli Menteri LHK itu juga menegaskan di depan warga dan pihak kepolisian, bahwa gajah itu satwa dan tidak punya akal.
Selain itu, manusia sebagai makhluk yang paling mulia di sisi Sang Pencipta, menurut Afni, seharusnya diberikan hati dan akal dapat merespons dengan bijak kasus masuknya gajah ke perkebunan sawit tersebut.
Sementara itu, dalam unggahannya, akun Instagram @lamputerangofficial menambahkan narasi yang menjelaskan bahwa kasus gajah yang menghantui perkebunan sawit milik warga Pangkalan Kuras itu sudah terjadi selama dua pekan terakhir.
Menurutnya, ratusan tanaman kelapa sawit milik warga mengalami kerusakan akibat sekelompok hewan yang bertubuh besar itu.***