Kisah Mereka yang Bertahan 100 Jam Lebih di bawah Puing Gempa Turki, Tim SAR: Sekarang Saya Percaya Keajaiban

Kisah Mereka yang Bertahan 100 Jam Lebih di bawah Puing Gempa Turki, Tim SAR: Sekarang Saya Percaya Keajaiban

tribun-nasional.com – Truk bantuan telah menyeberang ke Surah, ketika tim penyelamat menarik korban yang selamat di antara puing-puing pascagempa magnitudo 7,8 di Turki . Di antara para korban itu, ada bayi baru lahir yang bertahan lembih dari 100 jam di bawah reruntuhan.

Sementara itu, ratusan ribu orang lainnya telah kehilangan tempat tinggal dan kekurangan makanan dalam kondisi musim dingin yang seringkali di bawah nol derajat celsius. Puluhan negara pun telah menjanjikan bantuan dan mengirim tim darurat.

Di Samandag, provinsi Hatay, Turki selatan, seorang anak laki-laki berusia 10 hari bernama Yagiz dievakuasi dari reruntuhan bangunan dalam semalam. Sementara di Kirikhan, tim SAR Jerman menarik Zeynep Kahraman (40) hidup-hidup dari reruntuhan setelah terkubur lebih dari 104 jam, dan membawanya ke ambulans.

“Sekarang saya percaya pada keajaiban,” kata pemimpin tim Pencarian dan Penyelamatan ( SAR ) Internasional, Steven Bayer.

“Anda bisa melihat orang-orang menangis dan berpelukan. Sangat melegakan bahwa wanita dalam kondisi seperti itu keluar dengan sangat bugar. Ini keajaiban mutlak,” tuturnya menambahkan.

Selain itu, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun juga diselamatkan semalaman bersama ibunya di distrik Samandag, setelah terjebak selama lebih dari 90 jam. Sedangkan di Diyarbakir, Sebahat Varli (32) dan putranya, Serhat, ditarik keluar hidup-hidup 100 jam setelah gempa pertama.

Akan tetapi, harapan mengenai lebih banyak orang akan ditemukan hidup memudar. Pasalnya, hanya hampir 6 persen korban gempa yang belum dievakuasi mampu bertahan dalam 5 hari, dibandingkan dengan 74 persen lainnya setelah 24 jam. Kondisi pembekuan secara signifikan cenderung mengurangi harapan kelangsungan hidup.

Di kota Jindires, Suriah , seorang reporter Reuters terisak-isak ketika dia duduk di atas tumpukan puing-puing dan logam bengkok yang merupakan rumah keluarganya. Dia membenamkan wajah di pakaian bayi milik salah satu anaknya.

“Bilal, oh Bilal,” ucapnya sambil meneriakkan nama salah satu anaknya yang sudah meninggal.

“Tim pertahanan sipil tidak akan mundur, sampai mayat terakhir ditemukan dari bawah puing-puing,” ujar seorang pekerja penyelamat di Jindires, Rabie Jundiya.

Di Gaziantep, Turki , kota dengan suhu -3 Celsius pada Jumat, 10 Februari 2023 pagi, ribuan keluarga menghabiskan malam di mobil atau tenda darurat. Mereka tidak dapat kembali ke rumah yang rusak atau hancur.

“Dalam hal ini, saya khawatir pada siapa pun yang terjebak di bawah puing-puing,” kata Melek Halici sambil menggendong putrinya yang berusia 2 tahun dalam selimut, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, Sabtu, 11 Februari 2023.

Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan bahwa 14 truk bantuan yang menuju barat laut Suriah membawa pemanas, tenda, selimut, dan persediaan lainnya yang sangat dibutuhkan. Ini adalah daerah perang saudara telah membuat 90 persen populasi, sekitar 4 juta orang, mengandalkan bantuan bahkan sebelum gempa melanda.

Truk-truk itu menuju Idlib, mengikuti konvoi enam truk PBB yang melintasi satu-satunya penyeberangan perbatasan yang terbuka di Bab al-Hawa. Program Pangan Dunia mengatakan, mereka cepat kehabisan stok di daerah tersebut dan menyerukan agar lebih banyak penyeberangan dibuka.

Turki dan Suriah memutuskan hubungan diplomatik lebih dari satu dekade lalu, tetapi para pejabat Turki mengatakan negara itu sedang mempertimbangkan untuk membuka kembali penyeberangan ke wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah . Mereka juga akan membuka penyeberangan ke barat laut yang dikuasai pemberontak.

Para pejabat dan petugas medis mengatakan 20.655 orang telah tewas di Turki , dan 3.553 di Suriah . Total yang dikonfirmasi sekarang mencapai 24.208.

Para ahli mengatakan jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat untuk beberapa waktu, karena kebanyakan orang tertidur di flat ketika gempa pertama melanda, dan seluruh distrik di beberapa kota telah menjadi puing-puing. PBB memperkirakan 24,4 juta orang telah terdampak di Suriah dan Turki .***