tribun-nasional.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara kembali meluncurkan tim penyelamat ke wilayah terdampak gempa guna menyisir Warga Negara Indonesia ( WNI ) yang butuh dievakuasi.
Tim penyelamat telah melakukan perjalanan panjang dari Ankara ke Diyarbakir, kemudian Sanliurfa, Hatay, dan Gaziantep selama tiga hari.
“Kami sudah menerima permintaan baru untuk evakuasi dari 12 WNI dari wilayah yang langsung terdampak gempa. Bukan tidak mungkin selama perjalanan akan ada permintaan baru yang masuk karena masih terus terjadinya gempa susulan,” ujar Ketua Tim Evakuasi Tahap Kedua Ankara, Eric Gokasi Nababan, dilansir Pikiran-rakyat.com dari Tribrata News.
Sebelumnya, tim KBRI Ankara yang terdiri dari Tim Konsuler Perlindungan WNI , Tim Atase Pertahanan dan Perbinlu (pejabat BIN) telah melakukan evakuasi di lima titik paling terdampak gempa yakni Hatay, Gaziantep, Kahramanmaras, Malatya, dan Diyarbakir.
Berdasarkan hasil penyisiran tim KBRI tersebut, sebanyak 123 orang telah dievakuasi termasuk dua warga negara Malaysia dan satu orang warga negara Myanmar.
Kemudian, 104 orang dari Kahramanmaras, Gaziantep dan Hatay telah tiba di Wisma Duta RI, Ankara sekitar pukul 10.00 waktu setempat, yang terdiri dari 57 orang laki-laki dan 47 orang perempuan.
Diketahui dari ratusan orang tersebut, hampir sebagian besar merupakan mahasiswa dan sisanya adalah PMI dan pasangan menikah WNI dengan warga negara Turki.
Rombongan yang tiba di Wisma Duta itu langsung disambut dan diterima baik oleh Pelaksana Fungsi Politik I, Counsellor, Dhanny Perkasa, dan tim KBRI Ankara .
Gempa bumi dengan magnitudo 7,7 yang mengguncang Turki dan Suriah menyebabkan kerusakan hampir sebagian besar wilayah. Setidaknya 20.000 orang meninggal dunia atas peristiwa alam tersebut, dan ribuan orang lainnya mengalami luka-luka.
Bahkan, gedung-gedung bersejarah hingga gedung bertingkat lainnya roboh akibat guncangan hebat dari gempa tersebut. Hingga kini, pemerintah Turki masih terus berupaya untuk melakukan evakuasi terhadap para korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.***