tribun-nasional.com – Perintah menembak jatuh sebuah objek terbang tak teridentifikasi (UFO) yang mengudara sangat tinggi di langit Alaska diberikan secara langsung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden . Dalam komentarnya, Biden menyebut misi itu sukses.
Seperti dilansir CNN, Sabtu (11/2/2023), Gedung Putih mengumumkan pada Jumat (10/2) waktu setempat bahwa Biden memerintahkan militer AS untuk menembak jatuh objek yang disebut otoritas Washington DC sebagai ‘objek di ketinggian tinggi’ yang mengudara di Alaska itu.
Sebuah jet tempur F-22 meluncurkan sebuah rudal Sidewinder untuk menembak jatuh objek terbang itu di langit Alaska pada Jumat (10/2) sekitar pukul 13.45 waktu setempat. Objek terbang itu disebut seukuran mobil kecil dan mengudara di ketinggian 40.000 kaki atau 12.190 meter ke arah timur laut.
Dinyatakan juga oleh Gedung Putih AS bahwa objek terbang yang tidak diketahui pemiliknya itu, berpotensi memicu ancaman beralasan bagi keselamatan penerbangan sipil.
“Karena sangat berhati-hati dan atas rekomendasi Pentagon, Presiden Biden memerintahkan militer untuk menjatuhkan objek tersebut, dan mereka melakukannya,” tutur koordinator komunikasi strategis pada Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, di Gedung Putih.
“Dan itu terjadi di dalam perairan teritorial kita — dan perairan itu sekarang membeku — tapi ada di dalam wilayah udara teritorial dan di atas perairan teritorial. Jet tempur yang ditugaskan pada Komando Utara AS menembak jatuh objek itu dalam satu jam terakhir,” ungkapnya pada Jumat (10/2) sore waktu setempat
Saat ditanya secara langsung apakah dirinya ada komentar soal objek terbang yang ditembak jatuh di langit Alaska, Biden hanya menjawab: “Itu sukses.”
Pertanyaan itu disampaikan saat Biden menunggu kehadiran Presiden Brasil Luiz Inacio Lula Da Silva tiba di Gedung Putih pada Jumat (10/2) sore waktu setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam pernyataannya, Kirby juga menyebut bahwa Biden telah mendapatkan penjelasan soal objek terbang itu pada Kamis (9/2) malam ‘sesegera mungkin saat Pentagon mendapatkan informasi yang cukup’.
Diungkapkan juga oleh Kirby bahwa objek terbang itu tidak bisa melakukan manuver sendiri, sehingga menjadikannya ‘kurang bisa diprediksi’ pergerakannya, yang mendasari keputusan Biden untuk memerintahkan agar objek itu ditembak jatuh.
Kirby menambahkan bahwa sebelum menembak jatuh, AS melakukan dua upaya untuk mendekati objek terbang itu. Upaya pertama melibatkan sebuah jet tempur AS yang memeriksa objek itu dari dekat di udara pada Kamis (9/2) malam dan upaya kedua dengan mengerahkan jet tempur lainnya pada Jumat (10/2) pagi.
Dua upaya itu, sebut Kirby, menghasilkan informasi yang terbatas. Namun juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder dalam pernyataan terpisah menuturkan bahwa pilot-pilot jet AS yang terbang bersisian dengan objek terbang itu sebelum ditembak jatuh, menetapkan tidak ada manusia di dalamnya.
Disebutkan juga oleh Ryder bahwa objek terbang itu tidak mampu melakukan manuver dan tidak menyerupai pesawat terbang. Ryder dan para pejabat AS lainnya tidak mengatakan apakah objek terbang sejenis balon cuaca atau jenis balon udara lainnya.
Otoritas Penerbangan Federal (FAA) sebelumnya menyatakan pihaknya menutup sejumlah wilayah udara di Alaska bagian utara untuk mendukung aktivitas Departemen Pertahanan.