tribun-nasional.com – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi kepada enam perusahaan kedirgantaraan China yang diidentifikasi mendukung program balon mata-mata milik militer negaranya.
Mengutip CNBC Internasional, perusahaan-perusahaan itu akan bergabung dengan sejumlah perusahaan yang berbasis di China yang menurut AS menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.
Sanksi itu diumumkan hanya beberapa jam setelah F-22 militer Amerika menembak jatuh “objek ketinggian” yang memasuki wilayah udara AS untuk kedua kalinya dalam seminggu terakhir.
Wakil Menteri Perdagangan untuk industri dan keamanan AS Alan Estevez mengatakan, penggunaan balon ketinggian tinggi oleh China melanggar kedaulatannya dan mengancam keamanan nasional AS.
“Tindakan hari ini memperjelas bahwa entitas yang berusaha merusak keamanan dan kedaulatan nasional AS akan dihentikan dari akses ke teknologi AS,” kata Estevez, dalam pernyataan dari Departemen Perdagangan.
Kapal yang ditembak jatuh pada hari Jumat sedang terapung di lepas pantai Alaska. Akhir pekan lalu, balon pengintai China ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan.
Meski demikian, Gedung Putih nampak enggan untuk menggambarkan pesawat yang terlibat dalam insiden Jumat kemarin sebagai balon.
“Kami menyebut ini objek karena itulah deskripsi terbaik yang kami miliki saat ini,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, seraya menambahkan bahwa para pejabat AS belum mengetahui negara atau kelompok mana yang bertanggung jawab atas hal itu.
Sanksi baru dari AS mencerminkan fokus baru pemerintah terhadap program pengawasan pesawat tak berawak China.
“Tindakan hari ini menunjukkan upaya bersama kami untuk mengidentifikasi dan menghentikan penggunaan balon pengawasan China, yang telah melanggar wilayah udara Amerika Serikat dan lebih dari empat puluh negara,” kata Matthew Axelrod, asisten menteri perdagangan untuk penegakan ekspor.