tribun-nasional.com – Urusan balon mata-mata antara China dan Amerika Serikat (AS) masih berbuntut panjang. Kini, giliran China menuding AS telah berulang kali menerbangkan balon-balon ke wilayah udaranya.
Hal itu disampaikan setelah pesawat tanpa awak China yang oleh AS disebut sebagai balon mata-mata , ditembak jatuh di atas wilayah Amerika Serikat. China menyebut setidaknya lebih dari 10 kali sejak Januari 2022.
“Bukan hal yang aneh juga bagi AS untuk memasuki wilayah udara negara lain secara ilegal,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam sebuah briefing.
“Sejak tahun lalu saja, balon-balon AS telah terbang secara ilegal di atas wilayah China lebih dari 10 kali tanpa persetujuan dari otoritas China,” tambahnya.
Ketika ditanya bagaimana China menanggapi dugaan penyusupan balon-balon AS itu, Wang mengatakan “penanganan Beijing atas insiden ini bertanggung jawab dan profesional”.
“Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang balon-balon ketinggian tinggi AS yang memasuki wilayah udara China secara ilegal, saya sarankan Anda merujuk ke pihak AS,” tambahnya.
Bahkan pada Senin (13/2), China mengaku mendeteksi objek terbang tak dikenal di atas perairan dekat kota pelabuhan di China utara yang dekat dengan Laut Bohai. Otoritas setempat mengatakan bahwa mereka siap untuk menembak jatuhnya.
Biro Pengembangan Kelautan Qingdao mengirim pesan ke kapal-kapal penangkap ikan bahwa sebuah objek terbang tak dikenal terdeteksi di atas perairan dekat Rizhao, dan pihak berwenang sedang bersiap untuk dapat menembak jatuhnya. Demikian dilaporkan media The Paper yang berbasis di Shanghai seperti dilansir Channel News Asia, Senin (13/2/2023).
Kapal-kapal penangkap ikan diperintahkan untuk waspada dan “menghindari risiko”, kata laporan itu, tanpa menyebutkan kapan pesan itu dikirim atau kapan objek itu terlihat.
“Jika puing-puing jatuh di sekitar kapal Anda, tolong bantu ambil gambar sebagai bukti. Jika kondisinya memungkinkan, tolong bantu menyelamatkannya,” demikian bunyi pesan itu.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video ‘Balon Mata-mata Milik China Ukurannya Setara Gedung 15 Lantai’:
Biro Pengembangan Kelautan Qingdao mengkonfirmasi kepada The Paper bahwa mereka telah mengeluarkan peringatan keamanan ke kapal-kapal nelayan terdekat, tetapi tidak memiliki informasi terbaru tentang objek tersebut.
Penampakan objek misterius itu terjadi saat militer China mengadakan latihan militer selama seminggu di Selat Bohai, sebuah wilayah yang menghubungkan Laut Bohai dan bagian utara Laut Kuning.
Latihan itu dimulai pada hari Minggu (12/2), menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh otoritas keselamatan maritim di Dalian, sebuah kota pelabuhan di provinsi Liaoning, China utara.
Ini juga terjadi seminggu setelah Amerika Serikat menembak jatuh apa yang dikatakannya sebagai balon mata-mata China di atas Atlantik.
Persoalan balon udara milik China ini menjadi ramai usai ditembak jatuh oleh AS. Menurut Intelijen Amerika Serikat (AS), balon itu adalah bagian dari program “mata-mata” ekstensif yang dijalankan oleh militer Cina. AS juga menuding balon itu telah disebar China di atas wilayah udara di lima benua.
AS kali pertama menembak jatuh balon mata-mata China menggunakan jet tempur F-22 Raptor dan rudal AIM-9 Sidewinder pada 4 Februari lalu. Pada 10 Februari, AS juga menembak jatuh sebuah objek terbang tak teridentifikasi (unidentified flying object atau UFO) seukuran mobil kecil yang terdeteksi mengudara di langit Alaska.
Pada 11 Februari, objek terbang misterius juga kembali ditembak jet tempur AS. Objek-objek misterius itu terbang di atas Danau Huron yang terletak di perbatasan AS dan Kanada serta di atas wilayah Yukon, Kanada bagian utara.
Menteri Pertahanan (Menhan) Kanada Anita Anand dalam pernyataan terpisah, menolak untuk berspekulasi soal asal objek misterius itu. Dia hanya menyebutkan bahwa objek terbang itu berbentuk silinder atau tabung.
Anand tidak menyebut objek itu sebagai balon, namun menyebutnya lebih kecil dari balon mata-mata China yang ditembak jatuh di atas lepas pantai South Carolina, AS, pada 4 Februari lalu, meskipun wujudnya disebut mirip.