tribun-nasional.com – Tiga orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka dalam ledakan bom di sebuah stasiun kereta api di Myanmar selatan.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/2/2023), tim informasi junta militer Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan, ledakan itu menghantam sebuah stasiun kereta di kota Nyaunglaybin di wilayah Bago, sekitar 150 kilometer sebelah utara pusat komersial Yangon pada Senin (13/2) sekitar pukul 12:20 waktu setempat.
Tim informasi junta pun merilis foto-foto yang menunjukkan puing-puing dan serpihan genteng mengotori peron.
Media lokal, mengutip warga, juga melaporkan tiga orang tewas dan sedikitnya sembilan orang luka-luka.
Pernyataan junta menyalahkan “Pasukan Pertahanan Rakyat” (PDF), kelompok anti-kudeta atas ledakan bom itu, tanpa memberikan bukti.
Militer Myanmar dan PDF telah saling menyalahkan atas sejumlah ledakan mematikan dalam beberapa bulan terakhir.
Sejauh ini tidak ada pernyataan dari PDF wilayah Bago atas serangan bom tersebut. Sebelumnya, kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang merusak jembatan di Nyaunglaybin pada 9 Februari.
Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan dua tahun lalu, dengan pemberontak anti-kudeta bentrok dengan pasukan junta di seluruh negeri.
Hampir setiap hari terjadi pembunuhan terhadap pejabat junta tingkat rendah atau pejuang anti-kudeta, dengan detail yang tidak jelas dan pembalasan sering terjadi dengan cepat.
Sebelumnya pada bulan Desember 2022, belasan orang terluka dalam ledakan di sebuah kapal feri di Yangon.
Pada bulan Oktober tahun lalu, setidaknya dua bom meledak di luar penjara di Yangon, menewaskan delapan orang dan melukai 18 orang lainnya.
Kepala junta Myanmar , Min Aung Hlaing baru-baru ini mengakui bahwa lebih dari sepertiga kota di negara itu tidak sepenuhnya berada di bawah kendali militer.