tribun-nasional.com – Jakarta, CNBC Indonesia–Ekonom Senior INDEF Aviliani menuturkan, potensi ekonomi digital sangat besar. Sehingga tidak heran jika pemerintah telah mendorong pengembangan infrastruktur demi mendukung pertumbuhannya.
Hal tersebut terlihat dari alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dimana dana alokasi infratruktur digital kata Aviliani telah ditingkatan pemerintah dalam 3 tahun terakhir.
“Dalam tiga tahun pemerintah telah meningkatkan dana PEN untuk infrastruktur,” ujar Aviliani dalam CNBC Indonesia Tech & Telco Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).
Kendati demikian lanjutnya, tantangan yang masih dihadapi pemerintah yakni terkait pelaksanaan pengembangannya. Dengan wilayah Indonesia yang luas dan banyak kepulauan, infrastruktur digital saat ini belum merata.
Sehingga infrastruktur untuk digitalisasi lebih dulu disiapkan di wilayah yang memiliki banyak populasi, seperti Pulau Jawa.
“Tapi Indonesia kan kepulauan yang besar sehingga tidak bisa semua langsung. Ada tahapan, di mana yang penduduknya banyak itu yang lebih dulu dilakukan. Makanya Jawa dipercepat lebih dulu. Kemudian berikutnya, sampai nanti pada ujung,” jelasnya.
Hal tersebut juga diakui oleh Direktur Jendral Aplikasi dan Informatika Kominfo, Semuel Abrijani. Menurutnya untuk membangun sebuah infrastruktur di Indonesia tidaklah mudah, mengingat Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas dan banyak pulau yang terpencil.
Untuk itu, pemerintah saat ini terus mendorong program pembangunan termasuk di wilayah 3 T.
Seperti diketahui, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2021 tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar US$70 miliar. Adapun pada 2025 diperkirakan mampu mencapai US$146 miliar. Selain itu, 40% pangsa pasar ekonomi internet Asia Tenggara berada di Indonesia.
Sektor yang menjadi penopang utama ekonomi digital di Indonesia adalah e-commerce. Di mana pada 2021 lalu nilainya mencapai US$53 miliar dan pada 2025 diprediksi akan naik menjadi US$104 miliar.
Menurut Semuel, tak sedikit pelaku industri digital dunia yang melihat Indonesia sebagai market. Bahkan, Indonesia juga memiliki potensi menjadi hub kawasan digital di ASEAN.
“Bukan hanya Indonesia. Tapi kawasan ASEAN. Karena di ASEAN sendiri Indonesia menguasai 40% dari marketnya (ekonomi digital),” kata Samuel.