Nakes Serentak Dapat Booster Kedua Mulai 29 Juli

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengatakan setidaknya akan ada empat juta tenaga kesehatan di tanah air yang akan mendapatkan booster kedua. Syahril menegaskan, bahwa stok vaksin yang tersedia sangat tercukupi.

Ia tidak menjelaskan secara detail, terkait jenis atau merk vaksin COVID-19 yang akan diberikan kepada para nakes tersebut. Yang pasti, katanya, vaksin yang akan digunakan telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ia mengatakan, pertimbangan pemerintah memberikan dosis keempat adalah karena tenaga kesehatan merupakan garda terdepan yang berisiko tinggi tertular virus corona. Ke depan, katanya, apabila target pemberian booster COVID-19 kedua bagi nakes sudah terpenuhi, booster kedua akan diberikan kepada kelompok rentan lainnya seperti n lanjut usia dan mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril, dalam jumpa pers daring, Rabu (27/7). Screenshot : VOA/ Yudha Satriawan

Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril, dalam jumpa pers daring, Rabu (27/7). Screenshot : VOA/ Yudha Satriawan

“Tapi sekarang kita sebetulnya prioritas mengejar vaksin booster kesatu yang masih 26,6 persen agar lebih dari 50 persen. Jadi nanti serentak, booster satu akan kita tingkatkan atau kita genjot untuk mengejar target agar kita lebih dari 50 persen, syukur kalau di atasnya sampai 70 persen. Kedua, bersama dengan itu karena seiring masih pandemi dan naiknya kasus ini maka kita perlu melindungi orang-orang yang rentan dulu, secara bertahap nanti akan kena semua,” ungkapnya kepada VOA.

Terkait kabar yang beredar, adanya tiga dokter yang meninggal akibat tertular COVID-19 jenis subvarian omicron BA.4 dan BA.5, Syahril menegaskan bahwa ketiganya mempunyai komorbid dan masalah kekebalan.

“Tapi itu belum terkonfirmasi karena BA.4 atau BA.5. Informasi yang saya terima itu memang mereka ada komorbid dengan immune compromised. Di Surabaya salah satunya. Tapi sudah tidak ada masalah karena memang ya satu kematian yang wajar. Jadi kematiannya itu bukan karena COVID-19 nya, tapi karena kumorbidnya apalagi dia ada immune compromised,” tuturnya.

Dalam Surat Edaran yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa pemberian booster kedua bagi nakes akan dimulai pada 29 Juli 2022.

Efektivas Pemberian Booster COVID-19 Kedua

Ahli Epidemiologi dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengungkapkan memang sudah sepatutnya tenaga kesehatan diberi booster kedua mengingat munculnya berbagai varian baru dari virus corona yang menyebabkan kenaikan kasus pada akhir-akhir ini.

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo. (Foto: VOA)

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo. (Foto: VOA)

Namun, katanya, yang perlu dicermati oleh pemerintah ke depan adalah efektivitas booster kedua ini. Pemerintah perlu memastikan apakah booster itu bisa meningkatkan antibodi secara signifikan.

“Bicara terkait intervensi vaksinasi ini juga bicara tentang health costnya. Jadi artinya cost yang dikeluarkan itu apakah sebanding dengan efektivitasnya? Cost effectiveness-nya itu seberapa kita belum tahu. Jadi sekalian nanti untuk mereka yang nakes diberi booster kedua ini, nanti sekalian tentunya kita bisa melihat efektifnya seberapa, supaya nanti itu menjadi dasar pemberian kedua bagi masyarakat umum,” ungkap Windhu kepada VOA.

Windhu tetap menyarankan kepada pemerintah untuk terus mengejar cakupan booster COVID-19 pertama bagi masyarakat umum yang saat ini masih cukup rendah.

“Kalau menurut saya , kita harus prioritaskan dulu booster pertama ini. tentu jangan keburu-buru memberikan dosis ke empat ini ke masyarakat umum sebelum ini mencapai minimnal mustinya antara 70-80 persen, jadi masih jauh. Kita harus kejar dulu prioritas bagi yang belum di-booster. Karena sekali lagi efektivitasnya belum tahu booster kedua ini,” pungkasnya. [gi/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan