tribun-nasional.com – Gojek melahirkan banyak alumni yang akhirnya kembali lagi berkecimpung di dunia startup dengan membangun perusahaan rintisan sendiri.
Seperti yang kita tahu, Gojek kini telah menjelma menjadi perusahaan terbuka dengan nama GoTo setelah merger dengan Tokopedia. Tidak heran kalau banyak yang menyamakan lulusan Gojek dengan PayPal Mafia, rentetan pendiri yang berpengalaman bekerja di PayPal.
Founder Tesla, LinkedIn, Palantir, SpaceX, YouTube, dan Yelp semuanya adalah mantan eksekutif dan pegawai PayPal. Tentu paling terkenal Elon Musk, orang terkaya kedua di dunia sekaligus bos di Tesla dan SpaceX.
Dalam catatan CNBC Indonesia, ada sekitar 10 alumni perusahaan yang berkantor pusat di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, itu merintis startup sendiri. Berikut daftar lengkapnya.
Startup fintech AwanTunai didirikan oleh salah satu lulusan Gojek, Windy Natriavi. AwanTunai merupakan aplikasi layanan pembiayaan pengembangan usaha untuk UMKM di Indonesia yang diluncurkan 2017 lalu.
Dikutip dari Detikcom, Windy sempat bergabung dengan lembaga konsultan usai menyelesaikan masa kuliah sebagai mahasiswa Manajemen Keuangan Universitas Indonesia.
Namun kariernya di industri konsultan tak bertahan lama. Beberapa tahun setelahnya, Windy memutuskan bergabung dengan Gojek. Di sana, ia mengembangkan GoLife.
Di AwanTunai juga ada Rama Notowidigdo yang pernah menjadi Chief Product Officer Gojek.
Startup e-commerce properti ini didirikan oleh Dayu Dara Permata, ia sekaligus menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut.Sebelum mendirikan Pinhome pada 2020 lalu, Dayu bergabung dengan Gojek sejak tahun 2015. Dalam laman LinkedIn nya ia menjabat sebgai Senior Vice President Gojek, Head of Lifestyle & Commerce Product Group hingga Novemeber 2019.
Co-founder Pinhome yang lain juga sempat bekerja di Gojek. CTO Pinhome Ahmed Aljunied merupakan mantan VP Engineering and Product di perusahaan yang bermarkas di Blok M tersebut.
Kini, alumni Gojek lainnya bergabung bersama Pinhome. Mantan CMO GoPay Fibriyani Elastria bergabung dengan Pinhome seagai Chief Marketing Officer mulai awal 2023.
Adalah Christopher Laurence Oentojo, salah satu Co-Founder sekaligus CTO di Jago Coffee. Christopher sebelumnya bekerja di Gojek sebagai VP of Product.
Jago Coffee memilih model bisnis yang serupa dengan pedagang yang sering disebut sebagai starling atau Starbucks keliling.
Seperti startup kopi lain, pembeli dapat memesan Jago Indonesia melalui aplikasi. Namun, ada perbedaan yang mencolok.
Setelah pengguna memilih lokasi pengambilan kopi, mereka tidak perlu jalan menghampiri. Setelah memesan lewat aplikasi, penjual Jago Coffee akan datang menggunakan sepeda atau sepeda motor listrik.
Platform pencari kerja, Atma, didirikan di 2022 oleh sejumlah eks petinggi Gojek. Ada Edy Tan, Susan Suhargo, Monica Oudang. Ketiganya masing-masing pernah menjabat sebagai Chief of Driver, Regional Marketing Manager, dan Chief Human Resources Officer Gojek.
Atma merupakan aplikasi pencarian kerja dan pengembangan karir berbasis komunitas yang bertujuan untuk membantu para pencari kerja di Indonesia mendapatkan pekerjaan dengan lebih efektif dan efisien.
Pada 2020 lalu, Rohan Monga didapuk sebagai CEO baru Zenius, menggantikan Sabda PS. Rohan Monga memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dibidang teknologi.
Pada 2013 dirinya bekerja di raksasa e-commerce, Amazon, dalam bidang pengembangan strategi. Sementara di 2015, Rohan bergabung dengan Gojek sebagai Chief Operating Officer.
Zenius sendiri merupakan startup edutech yang didirikan oleh Sabda PS dan Medy Suharta. Startup edutech ini dimulai sebagai pusat bimbingan belajar offline pada tahun 2004.
Perusahaan ini berhasil beroperasi selama 15 tahun tanpa pendanaan modal ventura (VC) sebelum akhirnya mengumpulkan US$ 20 juta dalam pendanaan awal pada tahun 2009. Pendanaan kala itu dipimpin oleh Northstar Group.
Alamanda Shantika, pendiri Binar Academy bukan orang baru di dunia teknologi. Ia merupakan Mantan Vice President of Product Gojek.
Di Gojek, Ala, merupakan tim yang merintis perusahaan itu dari nol bersama pendirinya Nadiem Makarim. Bahkan, perannya merupakan otak di balik sistem aplikasi Gojek.
Tahun 2017 akhirnya dia membangun Binar Academy. Sekolah coding itu terbentuk untuk menyediakan talenta digital yang berkualitas.
“Jadi kami memberikan ilmu melalui software engineer, product designer hingga product owner. Dengan cara ini, saya yakin maka pemberdayaan sumber daya manusia di bidang teknologi meningkat secara merata,” kata Ala dalam wawancara pada tahun 2018 lalu
Kepada CNBC Indonesia, dia menyatakan mentornya adalah Nadiem yang disebut sangat menginspirasi dirinya. “Mentor aku sampai sekarang adalah Nadiem Makarim. Itu salah satunya dan dia yang paling inspiring me a lot,” ujarnya
Perusahaan startup kecantikan dan wellness Direct-to-Consumer (DTC), Base didirkan oleh Yaumi Fauziah Sugiharta pada 2019 lalu.
Dalam laman LinkedIn nya ia pernah bergabung di Gojek 2015 lalu. Yaumi merupakan mantan Head of Marketing Gojek, jabatan terakhirnya sebagai Growth Strategist Go-Life di tahun 2018.
OY! didirikan oleh Jesayas Ferdinandus, yang juga pernah menjabat sebagai VP Go-Food, salah satu layanan di platform Gojek. Di OY!, Jesayas menjabat sebagai Chief Executive Officer.
Perusahaan yang bergerak di bidang financial technology (fintech) itu didirikan pada 2017 dengan gagasan untuk menghubungkan lebih banyak orang di Indonesia.
Kini mereka memberikan solusi yang dapat membantu memecahkan masalah keuangan. Mereka mulai mengembangkan sistem pembayaran pada tahun 2018. Sejak saat itu, OY! berkembang dan mendukung ratusan bisnis di seluruh negeri.
Sampingan atau kini dikenal dengan nama Staffinc, merupakan startup on-demand platform yang memberdayakan pekerja lapangan dengan menghubungkan mereka ke lapangan.
Wisnu Nugrahadi menjadi nama dibalik startup ini, ia menjabat sebagai CEO dan Co-Founder Stanffinc. Wisnu diketahui pernah bergabung dengan Gojek pada 2015 lalu. Posisi terakhirnya di Gojek menjabat sebagai Senior Manager of Operations.
Di Sampingan juga ada Dimas Pramudya Putra yang di Gojek pernah menjadi Head of Product Growth.
Nafas didirikan oleh eks Chief Marketing Officer (CMO) Gojek, Piotr Jakubowski pada 2020 lalu. Dilihat dalam LinkedIn-nya, Piotr berperan sebagai co-founder dan Chief Growth Officer di Nafas
Nafas sendiri adalah startup yang menyediakan data kualitas udara. Mereka mengklaim menciptakan jaringan terbesar sensor kualitas udara di Jakarta.
“Kami hanya menggunakan data dari sensor nyata yang ada dibangun untuk dipasang di luar dan dirancang untuk menahan elemen. Kami telah menginstal lebih dari 30 sensor di kota untuk menyediakan data lokal yang paling akurat,” tulis Nafas di website resminya.