tribun-nasional.com – Rusia memberikan grace period atau libur bayar cicilan untuk para pasukan tentara yang berperang di Ukraina. Kebijakan penghapusan utang ini membuat bank dan lembaga keuangan tertekan.
Skema keringanan kredit tersebut menuai kritikan keras dari bank sentral Ukraina. Mereka meminta sejumlah bank seperti Raiffeisen Bank untuk berhenti beroperasi di Rusia.
Sebelumnya Raiffeisen dan UniCredit memang memiliki modal yang kuat dan berpengaruh di sistem keuangan Rusia. Mereka adalah bank asing yang masuk dalam daftar sistemik dari bank sentral.
Bank-bank ini berperan penting dalam mendukung perekonomian Rusia. Pejabat Dana Pensiun KLP Norwegia, Kiran Aziz mengungkapkan perusahaan keuangan yang ada di Rusia harus sangat berhati-hati.
Jangan sampai bank dimanfaatkan untuk membiayai perang melalui kredit yang mereka salurkan.
Pada September lalu Rusia mengumumkan undang-undang terkait keringanan kredit unyuk tentara dan perwira Rusia. “Tentara memastikan keamanan negara kita dan kita juga harus mengurus mereka,” ujar juru bicara Vycheslav, dikutip dari Reuters, Selasa (14/2/2023).
Analis Nordea Asset Management Eric Christian Pederson mengungkapkan keprihatinannya atas Raiffeisen dan UniCredit di Rusia. Pasalnya bank yang diminta untuk meringankan kredit para tentara ini bisa tertekan dan bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan mereka.
“Kami merasa ini waktu yang tepat untuk menarik diri dari perusahaan yang ada di Rusia,” kata Pederson. Dari data refinitiv disebutkan Nordea memiliki saham di UniCredit.
Sebelumnya, bank-bank ini diperintahkan untuk merestrukturisasi 167.600 kredit tentara dan anggota keluarga mereka. Nilainya mencapai 800 juta euro periode 21 September 2022 hingga akhir tahun lalu.