tribun-nasional.com – Sebuah pesawat Arab Saudi yang membawa paket bantuan untuk Suriah yang dilanda gempa dahsyat, mendarat di kota Aleppo pada Selasa (14/2). Ini merupakan pertama kalinya pesawat Saudi mendarat di Suriah dalam lebih dari satu dekade perang Suriah.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/2/2023), sejumlah pesawat yang mengangkut bantuan asing telah mendarat di Suriah sejak gempa Magnitudo (M) 7,8 mengguncang Suriah dan Turki, yang menewaskan lebih dari 35.000 orang.
“Ini adalah pesawat pertama dari Arab Saudi yang mendarat di wilayah Suriah dalam lebih dari 10 tahun,” kata pejabat itu, berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak diizinkan untuk berbicara kepada pers.
Menurut kantor berita resmi Suriah, SANA, pesawat Saudi tersebut mendarat di Bandara Internasional Aleppo dan membawa 35 ton bantuan makanan.
Sebelumnya, terakhir kali penerbangan Saudi mendarat di Suriah adalah pada Februari 2012.
Setelah lebih dari satu dekade perang, pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad tetap menjadi paria di Barat, mempersulit upaya internasional untuk membantu mereka yang terkena dampak gempa.
Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011 dan beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, telah memutuskan hubungan diplomatik dengan negara tersebut.
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2012 dan mendukung para pemberontak pada tahap awal perang Suriah, yang sekarang hampir memasuki tahun ke-12.
Riyadh telah menjanjikan bantuan untuk wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak dan yang dikuasai pemerintah di Suriah.
Tidak ada kontak langsung dengan pemerintah Assad, kata seorang pejabat di Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman kepada AFP sebelumnya.
Lebih dari 3.600 orang tewas akibat gempa M 7,8 di Suriah, menurut pemerintah dan layanan darurat di barat laut yang dikuasai pemberontak.
Provinsi Aleppo yang sebagian besar dikuasai pemerintah, terkena dampak parah, dengan lebih dari 200.000 orang kehilangan tempat tinggal, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sejak 2011, konflik di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa sekitar separuh populasi sebelum perang negara itu mengungsi dari rumah mereka, dengan banyak yang mencari perlindungan di Turki.