KPU deklarasikan komitmen “Pemilu sebagai Sarana Integrasi Bangsa”

KPU deklarasikan komitmen “Pemilu sebagai Sarana Integrasi Bangsa”

tribun-nasional.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI selaku salah satu penyelenggara pemilu bersama para peserta pemilu, dalam hal ini partai-partai politik, dan para pemangku kepentingan terkait mendeklarasikan komitmen bertajuk Pemilu sebagai Sarana Integrasi Bangsa.

Pembacaan deklarasi tersebut dipimpin langsung oleh Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari yang diikuti oleh beberapa partai politik peserta pemilu dan pemangku kepentingan terkait yang hadir di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa, dan jajaran KPU se-Indonesia secara virtual.

“Mari, bersama-sama membacakan deklarasi komitmen bersama sebagai penyelenggara pemilu, peserta pemilu, dan pemangku kepentingan pemilu dalam rangka mewujudkan pemilu yang damai, demokratis, dan berintegritas,” ujar Hasyim di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa.

Deklarasi tersebut terdiri atas beberapa poin, yakni penyelenggara, peserta, dan seluruh pemangku kepentingan pemilu menyatakan berkomitmen untuk mewujudkan Pemilu 2024 sebagai sarana integrasi bangsa. Kedua, penyelenggara, peserta, dan seluruh pemangku kepentingan pemilu berkomitmen melaksanakan Pemilu 2024 secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Ketiga, mereka pun berkomitmen melaksanakan Pemilu 2024 yang berintegritas dan bertanggung jawab terhadap proses dan hasil. Keempat, mewujudkan Pemilu 2024 untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebelumnya, saat memberikan sambutan dalam kesempatan tersebut, Hasyim mengatakan bahwa seluruh pihak memang menyadari bahwa pemilu ataupun pilkada merupakan arena konflik yang dianggap sah dan legal dalam rangka meraih atau mempertahankan kekuasaan.

Meskipun begitu, lanjut dia, tidak dapat dikesampingkan pula bahwa desain keserentakan dalam Pemilu 2024 dapat digunakan sebagai sarana integrasi bangsa. Dengan demikian, segenap bangsa Indonesia sudah sepatutnya memahami pemilu sebagai sarana integrasi bangsa.

“Pilihan boleh berbeda, berlawanan. Lawan dalam politik bisa silih berganti. Tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam pemilu dan pilkada. Pada saatnya, masing-masing kita akan mencari koalisi dan kawan dalam pemilu ataupun pilkada. Ini yang kita maknai pemilu dapat kita gunakan sebagai sarana integrasi bangsa,” ujar Hasyim.