tribun-nasional.com – Talon Esports merebut gelar juara BTS Pro Series S14 SEA usai menundukkan melawan Fnatic 3-0 di babak Grand Final, Jumat (17/2). Fnatic menunjukkan secercah harapan di Game Satu, namun absennya Jaunuel “Jaunuel” Arcilla cukup berdampak pada ritme dan performa tim.
Fnatic terpaksa bermain dengan Execration’s Juan “BDz” Manalo & Park “March” Tae-won sebagai stand-in dari Game Dua dan seterusnya, karena Jaunuel “Jaunuel” Arcilla tidak dapat melanjutkan karena area perumahannya mengalami pemadaman listrik.
Talon akhirnya berhasil membekap tarian terakhir Fnatic di scene kompetitif Dota 2 SEA musim ini. Yup, ini menjadi penampilan terakhir Fnatic setelah organisasi resmi mengumumkan akan rehat sementara dari Dota 2. Kesempatan terakhir ini pun menjadi motivasi bagi roster Fnatic sehingga tampil luar biasa. Mereka berhasil mengalahkan tim kuar Blacklist Rivalry dan BOOM Esports untuk mencapai Grand Final BTS Pro Series S14.
Fnatic vs Talon Esports: Rekap pertandingan
Dengan Grand Final menjadi penampilan terakhir Fnatic di Dota 2, tim tersebut ingin memberikan kemenangan kepada organisasi tersebut sebelum kepergiannya dari wilayah tersebut. Namun, Talon Esports ingin merusak tarian terakhir Fnatic.
Pada pertemuan terakhir mereka di Dota Pro Circuit (DPC), Fnatic berhasil memenangkan seri melawan Talon Esports, setelah kalah 6 seri berturut-turut yang berujung menurunkan tim ke Divisi II untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Game 1
Fnatic memilih draf yang kuat namun efektif dengan Magnus untuk Kim “Gabbi” Santos dan Pangolier untuk Armel “Armel” Tabios. Di kubu Talon Esports mengambil Puck untuk Rafli “Mikoto” Rahman.
Early game berlangsung cukup tenang dimana kedua tim bermain rapi dan disipilin di lane. War mulai dibuka di mid game dan Fnatic mulai unggul setelah berhasil meredam carry Talon Nuengnara “23savage” Teeramahanon dengan Templar Assassin. alam pertarungan tim. Namun, permainan luar biasa Mikoto di Puck memungkinkan Talon Esports perlahan bangkit dan merebut kemenangan setelah 41 menit.
Game 2
Talon Esports memilih draf yang lebih stabil di combo Faceless Void-Batrider sementara Fnatic memilih Slark untuk Gabbi. Fnatic hancur di bawah tekanan saat hero core Talon mendapatkan keuntungan. Fnatic benar-benar kesuiltan menopang hero carry mereka mencapai potensi atau memberi damage memadai. Talon unggul cepat langsung snowballing dan membungkus game kedua di menit 16. Skor 2-0 untuk skuad asuhan Brando Oloan.
Game 3
Talon memilih Nature’s Prophet untuk Anucha “Jabz” Jirawong sementara Fnatic melakukan hal yang sama dengan Magnus untuk Gabbi. Setelah early game, Talon berhasil membongkar strategi Fnatic hingga hampir mirip dengan game sebelumnya. Namun Fnatic berhasil memberi perlawanan untuk mempertahankan base ampai orang terakhir. Talon terus memberi tekanan konstan akhirnya menembus turret demi turret hingga Fnatic menyerah di menit ke-24.
Kemenangan dan gelar juara yang sangat berarti bagi Talon Esports sebelum mereka bersiap berangkat ke Lima Major. Adapun Fnatic, ini menandai berakhirnya era organisasi karena organisasi tersebut untuk sementara mundur dari kancah kompetitif Dota 2.
Ikuti terus info terbaru seputar Dota2 dan berita esports terlengkap di Ligagame! Kunjungi Instagram dan Youtube Ligagame.tv yang selalu update dan kekinian!
Terdegradasi di DPC 2023, Resolut1on Siap Cabut dari Team Secret