Catat! Ini 5 Tantangan Bisnis 2023 dan Cara Menghadapinya agar Usaha Anda Tetap Moncer

Catat! Ini 5 Tantangan Bisnis 2023 dan Cara Menghadapinya agar Usaha Anda Tetap Moncer

tribun-nasional.com – JAKARTA – Kemajuan teknologi kian membawa sejumlah perkembangan dan juga tantangan bisnis pada 2023.

Meskipun ada beberapa solusi teknologi yang tersedia untuk membantu mengatasi tantangan ini, akan tetapi tidak semua masalah bisa diselesaikan menggunakan teknologi.

Melansir dari Entrepreneur, berikut sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pebisnis sekaligus solusi yang bisa dijadikan referensi.

Simak ulasan Bisnis terkait tantangan bisnis di tahun 2023:

1. Arus kas dan masalah pendanaan

Arus kas adalah sumber kehidupan bisnis, namun untuk menghasilkan arus kas, maka perusahaan yang baru merintis membutuhkan banyak waktu. Sehingga, tak heran apabila banyak bisnis tahap awal mencari dana dari investor.

Sayangnya, banyak kesalahan yang dilakukan pebisnis adalah memberikan terlalu banyak ekuitas kepada investor agar mendapat pendanaan dengan cepat. Investor tahap awal dapat merasakan keputusasaan Anda dan mengeksploitasinya untuk menuntut ekuitas yang tidak masuk akal.

Maka, untuk menghindari hal ini, Anda harus menjaga agar biaya overhead tetap rendah dan mengurangi biaya penggajian Anda seminimal mungkin.

Biaya overhead sendiri adalah komponen biaya produksi yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi atau pun jasa. Sederhananya, biaya overhead artinya beban tambahan atau beban lain-lain.

Sebagai contoh, biaya yang tidak termasuk biaya overhead adalah biaya bahan baku dan upah biaya tenaga kerja. Sementara yang termasuk biaya overhead antara lain pajak, biaya asuransi, biaya ATK, biaya sewa, biaya keamanan, dan sebagainya.

Sebagai alternatif pendanaan investor, pertimbangkan untuk menghubungi bank lokal. Ini akan memberi Anda beberapa tingkat likuiditas untuk menjaga usaha Anda tetap bertahan.

Ingat, lembaga keuangan tidak benar-benar memberikan kredit jangka panjang, terutama untuk pemula. Jadi, semakin rendah biaya overhead dan operasional Anda, itu artinya jalur kredit akan lebih bermanfaat bagi Anda.

2. Pemasaran/iklan

Pemasaran, seperti yang kita ketahui, sangat penting untuk keberhasilan bisnis, tetapi terkadang belanja iklan tidak selalu menjamin modal kembali dengan tinggi.

Daripada membuat kampanye pemasaran yang mahal, Anda harus mempertimbangkan pendekatan yang lebih personal. Bahkan, dengan merekomendasikan dari mulut ke mulut seringkali tidak memerlukan biaya apa pun untuk membuatnya dan bisa sangat efektif.

Selain itu, mempertahankan blog yang konsisten dan berkualitas tinggi dapat membantu Anda menarik lebih banyak lalu lintas organik ke situs web Anda. Jika dilakukan dengan benar, maka Anda bisa menghemat anggaran dengan lebih banyak.

3. Transparansi

Banyak pebisnis yang menentang transparansi penuh dalam urusan bisnis mereka. Namun, pada kenyataannya transparansi soal bisnis sangatlah dibutuhkan untuk membangun perusahaan yang sukses.

Dengan sejumlah kasus penipuan yang populer, seperti Elizabeth Holmes (Theranos) dan Sam Bankman -Fried (FTX), hingga Charlie Javis (Frank) menjadikan investor menjadi lebih waspada terhadap para pebisnis yang tidak jelas.

4. Mengalami kelelahan

Ketika Anda sedang membangun startup, Anda bisa sangat kelelahan. Kebanyakan pendiri startup bekerja sekitar 80 jam per minggu.

Padahal, tubuh membutuhkan istirahat, makanan, tidur, dan gangguan untuk berfungsi dengan baik. Sayangnya, sebagian besar pendiri bisnis tidak memberikan tubuh mereka istirahat yang cukup

Realitas yang menarik adalah bahwa perilaku tidak sehat ini menular ke karyawan. Ketika karyawan melihat pemimpin mereka bekerja berjam-jam, mereka tertantang untuk berbuat lebih banyak. Perilaku tidak sehat ini menjadi budaya di tempat kerja, dan produktivitas dapat menukik tajam.

Alternatifnya, Anda menetapkan jam kerja yang ditentukan untuk diri sendiri dan tim. Pastikan semua orang dalam tim mendapatkan istirahat yang cukup. Dengan cara ini, Anda dan tim bisa mendapatkan waktu untuk beristirahat dan menemukan work life balance, sehingga tiap tim pun bisa berkontribusi lebih maksimal.

5. Keanekaragaman dan inklusi

Ada lebih sedikit pergerakan yang lebih baik daripada kebutuhan untuk memiliki tenaga kerja yang beragam dan inklusif, terutama sejak awal. Namun, banyak startup menjadikan keanekaragaman ini sebagai obsesi, daripada lebih fokus pada perekrutan secara objektif.

Sebagai startup, Anda membutuhkan talenta untuk nilai yang mereka bawa ke tim terlepas dari ras, budaya, atau jenis kelamin mereka. Jangan terjebak dalam kebutuhan untuk menjadi inklusif sehingga Anda mulai kehilangan bakat berharga dalam prosesnya. Sebaiknya, Anda memang mempekerjakan talenta sesuai dengan prestasinya.