Amankah Menyusui di Dalam Mobil? Ketua AIMI hingga Ahli Menjawab

Amankah Menyusui di Dalam Mobil? Ketua AIMI hingga Ahli Menjawab

tribun-nasional.com – Menyusui dalam mobil yang sedang melaju, amankah? Mungkin bagi Anda yang kerap bepergian membawa si kecil, pernah memberi ASI di perjalanan terlebih jika jarak tujuan yang ditempuh cukup jauh.

Sama seperti orang dewasa, naluri untuk memenuhi kebutuhan diri juga tak dapat dihindari oleh para balita meski sedang berada di pelancongan. Alhasil saat si kecil merengek kelaparan, ibu pun bergegas menyusuinya walau sedang berada di dalam kendaraan.

Siapa sangka, rupanya menyusui di dalam mobil yang sedang melaju tidak dianjurkan oleh ahli. Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Rahmah Housniati S.Sos, MKM, IBCLC atau akrab disapa Nia menegaskan, meneteki di kendaraan bermotor seperti mobil tidak memungkinkan.

Pasalnya hal ini kembali pada keselamatan si kecil, bukan karena masalah pencernaan, ahli lebih mempertimbangkan potensi kecelakaan. Untuk mencegah hal yang tak diinginkan, selama di dalam mobil , bayi sebaiknya ditempatkan di car seat khusus.

Mengangkat anak dari kursi pengaman salam dengan membahayakan keselamatannya. Oleh karena itu Nia menegaskan tak ada posisi yang pas untuk menyusui anak di perjalanan.

“Menyusui dalam kendaraan yang bergerak itu jelas sudah tidak bisa. Karena setiap anak yang naik kendaraan bermotor, maksudnya naik mobil , itu sebaiknya di car seat. Jadi tidak disusui. Jadi tidak ada posisi menyusui yang tepat saat kendaraan berjalan,” ujarnya.

Selaras dengan Nia, dokter spesialis anak yang juga merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Melanie Yudiana Iskandar, SpA. menuturkan tidak ada posisi ideal untuk menyusui di dalam mobil yang bergerak. Jika situasi genting, sebaiknya sopir menepikan kendaraan di tempat yang aman agar ibu bisa menyusui .

“Kalau bayinya harus menyusui ya paling aman menepi. Mobilnya jangan sambil jalan, menepi dulu gitu ya. Ini kita ngomong aman ya yang paling ideal. Kendaraan diberhentikan, menyusui bayinya, bayinya diletakkan lagi ke car seat-nya, baru jalan lagi,” ujar Melanie.

Di sisi lain, untuk anak di usia dua bulan ke atas, dokter spesialis anak yang juga tergabung dalam Ikatan Indonesia (IDI) dr. Jeanne Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC mengatakan bahwa para ibu perlu mempertimbangkan kembali jika ingin menyusui anaknya di dalam mobil . Hal ini juga dimaksud untuk memberi kenyamanan pada ibu saat berada di tempat umum.

“Penglihatan bayi usia 2 bulan atau lebih juga sudah memperoleh jangkauan yang cukup luas dan sifat ingin berinteraksi dengan sekelilingnya sudah meningkat, dimana hal ini tentunya harus menjadi pertimbangan apabila ibu ingin menyusui bayi dalam kendaraan,” ucapnya.

Sebaliknya dengan mobil , Ketum AIMI mengatakan ibu dianjurkan menyusui anaknya saat dalam perjalanan pesawat, terutama ketika take off dan landing. Ini dimaksud untuk mengurangi boratrauma.

Boratrauma sendiri adalah cedera akibat perbedaan tekanan udara pada telinga dengan tekanan udara luar secara mendadak.

“Kalau di pesawat boleh (disusui). Malah ketika take off atau landing sebaiknya bayinya disusui. Karena supaya mulutnya bergerak. Jadi ketika tekanan udara berganti, nggak terjadi penyumbatan udara. Justru sangat disarankan ketika take off dan landing,” katanya.***