tribun-nasional.com – Suharyanto mengklaim bahwa Pemerintah Suriah menolak memberi jaminan keamanan untuk tim SAR internasional manapun yang ingin terjun ke lokasi terdampak gempa di negaranya.
Atas sebab itu, Indonesia memutuskan hanya akan mengantarkan bantuan kemanusiaan bagi para korban gempa di Suriah .
“Kami hanya (mengirimkan) perlengkapan saja, barang kemanusiaan,” ujar Suharyanto dalam acara pelepasan bantuan Turki – Suriah di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma pada Selasa, 21 Februari 2023.
“Pemerintah Suriah sendiri tidak menjamin keamanan yang maksimal (bagi tim operasi SAR korban gempa ), maka diputuskan di sana tidak mengirim personel,” ujarnya menegaskan.
Lebih lanjut, Suharyanto menguraikan penjelasan soal barang-barang yang dikirimkan ke Turki – Suriah , meliputi selimut hangat, tenda pengungsi, tenda keluarga, paket makanan siap saji, sleeping bag, genset, hygene kit, sweater atau baju hangat anak, baju hangat dewasa, matras, jaket anak, jaket dewasa, dan kain kafan.
Suharyanto, kemudian mengakui bahwa total bantuan kemanusiaan untuk Turki dikirimkan lebih besar, yakni mencapai 78 ton.
“Itu bobotnya sekitar 140 ton lebih. 78 ton ke Turki , sisanya ke Suriah ,” ujar dia.
Diakui Suharyanto, Turki tengah sangat menderita atas bencana gempa bumi dibandingkan Suriah , mengingat jumlah korban meninggal yang berkali-kali lipat lebih banyak.
Diketahui, jumlah korban meninggal dunia di Turki atas gempa 7,8 magnitudo yang mengguncang 6 Februari 2023 lalu, mencapai 40.000 jiwa. Sedangkan, Suriah hanya mencatatkan 6.000 korban jiwa.
Akhirnya, Indonesia memilih mengirimkan tim SAR dan tenaga kesehatan berjumlah 50 orang ke Turki , lengkap dengan tiga ekor anjing pelacak.
” Turki menjadi prioritas, kita (pemerintah Indonesia) mengirim tim SAR juga tim kesehatan,” ujarnya menegaskan.
Setelah pengiriman bantuan, pesawat Garuda Indonesia akan pulang dengan 85 WNI yang merasa tak perlu lagi menetap di Turki , serta dua jenazah yang menjadi korban gempa .
“Pesawat Garuda yang akan membawa bantuan ke Turki saat kembali akan membawa dua jenazah (WNI yang meninggal) plus 85 WNI yang terkena dampak dan mereka menginginkan kembali ke Indonesia,” ujar Menlu Retno yang juga hadir dalam acara pemberangkatan di Lanud Halim Perdanakusuma itu.***