tribun-nasional.com – Kebohongan Elon Musk kembali terungkap. Pengacara Tesla di Jerman mengungkapkan bahwa jarak tempuh baterai mobil Tesla tak sampai setengah jarak tempuh yang diklaim si CEO.
Awal mula kebohongan Musk terungkap adalah upaya pelanggan di Jerman membatalkan pembelian karena mengklaim mobil yang diterima cacat produk. Hukum di Jerman memang mengizinkan pembatalan tersebut. Syaratnya, konsumen harus membayar kompensasi dalam jumlah tertentu.
Kompensasi dihitung secara proporsional tergantung pada kilometer yang telah ditempuh kendaraan dibandingkan dengan proyeksi umur kendaraan. Dengan kata lain, makin panjang umurnya, makin rendah kompensasi yang harus dibayar konsumen.
Dikutip pada Rabu (22/2/2032), Christoph Lindner dan Jennifer Hofmann bercerita kepada Autoevolution informasi soal jarak tempuh sebetulnya dari Tesla, tentang empat kasus pembatalan pembelian terkait Tesla.
Mereka mengungkapkan bahwa salah satu strategi para pengacara Tesla agar Tesla menerima kompensasi lebih besar lewat pengungkapan ekspektasi umur kendaraan.
Lindner mengungkapkan bahwa Tesla menjual kendaraan dengan retakan pada Juni 2022. Ia mengaku telah mewakili lebih dari 200 tuntutan hukum atas Tesla.
Kasus pertama datang dari Pengadilan Negeri Darmstadt (Landgericht Darmstadt). Pelanggan yang tidak disebutkan namanya membeli Tesla Model 3 pada April 2019 dan berusaha membatalkan pembelian tersebut pada Juni 2020 setelah mengendarai EV sejauh 21.000 km.
Pengacara si konsumen menggunakan ekspektasi umur kendaraan yang digadang-gadang Elon Musk tentang kendaraan listrik itu, untuk menetapkan kompensasi yang harus dibayar ke Tesla.
Dalam Autonomy Day Tesla, pada 22 April 2019, CEO Tesla Elon Musk menyatakan bahwa, “baterai Tesla bisa menempuh 300.000 hingga 500.000 mil”, jika dikonversi ke kilometer menjadi 482.800 km hingga 804.600 km.
Pengacara Tesla kemudian membantah standar tersebut dengan mengklaim Model 3 hanya bisa bertahan menempuh 200.000 km dan 250.000 km menurut hukum kasus yang berlaku.
Tesla kemudian berganti pengacara. Sekali lagi mereka menggunakan proyeksi jarak tempuh yang jauh lebih pendek dari pernyataan Musk, yaitu antara 250.000 km dan 300.000 km.
Pengacara Tesla berkilah dan menyebut bahwa pengacara si pembeli salah mengartikan apa yang dikatakan CEO Tesla. Menurutnya, pernyataan Musk bukan pernyataan yang mengikat tetapi harus dimaknai sebagai iklan.
Argumen pengacara Tesla ini sebetulnya berbahaya, karena bisa saja justru membuat Tesla dibanjiri tuduhan iklan palsu.
Hakim Jerman bergeming. Ia menetapkan putusan bahwa ekspektasi usia Tesla Model 3 adalah 800.000 km, seperti yang dikatakan Musk pada 2019. Tesla mengajukan banding, menyatakan usia mobil listrik tersebut tidak lebih tinggi dari 210.000 km. Kini kasus tersebut masih dalam proses banding.
Dalam kasus lainnya, pengacara Tesla juga menggunakan argumen yang sama bahwa ekspektasi usia Tesla hanya 210.000 km tidak sejauh yang disombongkan Musk. Bahkan mereka menyatakan, “tidak seperti mobil mesin cetus api, mobil listrik lebih rentan terhadap kerusakan tertentu.”
Di kasus ketiga, argumen yang sama kembali muncul. Kali ini, pengacara Tesla menyatakan ekspektasi jarak tempuh 800.000 km yang diucapkan Musk hanya sebatas kemungkinan. Pernyataan Musk, menurut pengacara Tesla, tidak bisa bisa dianggap serius karena untuk menempuh jarak sejauh itu, mobil harus digunakan rutin selama 50 tahun.
Untuk kasus keempat, hakim di Munich memutuskan untuk menetapkan ekspektasi jarak tempuh kendaraan yang lebih tinggi dari mobil bermesin cetus api, yaitu 350.000 km.
Si hakim kemudian menjelaskan keputusannya tidak menggunakan pernyataan Musk soal 480.000 km. “CEO Elon Musk terkenal suka memberikan pernyataan yang sensasional, yang bisa ditempatkan sebagai upaya pemasaran.”