Hati-hati The Fed Bisa Bawa IHSG Longsor

Hati-hati The Fed Bisa Bawa IHSG Longsor

tribun-nasional.com

  • Risalah rapat The Fed menegaskan The Fed masih akan hawkish
  • Wall Street ambruk merespon risalah The Fed
  • Dalam negeri minim sentimen

Jakarta, CNBC Indonesia – “Angin sakal” dari barat mulai datang meniup optimisme investor akan pasar keuangan Indonesia. Pada perdagangan Rabu (22/2/2023) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di 6.809,96 atau terkoreksi tajam 0,92% secara harian.

Adapun 353 saham melemah dan hanya 173 saham yang mengalami kenaikan serta 190 lainnya stagnan.

Perdagangan menunjukkan nilai transaksi sekitar Rp 8,79 triliun dengan melibatkan 16,64 miliar saham. Nilai ini relatif kecil dibandingkan transaksi dua hari sebelumnya yang juga melemah.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, sembilan dari sepuluh sektor melemah. Sektor kesehatan menjadi sektor yang paling membebani indeks dengan penurunan hampir 2,5%. Hanya sektor energi yang bertahan, menguat 0,44%.

Saham-saham kesehatan yang merosot termasuk KLBF turun signifikan 5,68% disusul MIKA jatuh 3,23% dan MTMH melandai 1,59%

Tumbangnya IHSG tak lepas dari pelemahan saham-saham dengan kapitalisasi jumbo. Sebut saja GOTO dan BMRI kembali menjadi pemberat (laggard) utama IHSG sekitar 9,5 indeks poin sementara BBRI dan KLBF masing-masing membebani indeks sebesar 7,41 dan 6,44 indeks poin.

Investor masih cenderung kurang bergairah untuk kembali berinvestasi di pasar saham Indonesia. Penyebabnya adalah sentimen pasar global yang memburuk turut memperparah psikologis pasar.

IHSG bukan satu satunya bursa di Asia-Pasifik yang gugur. Tercatat ada Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup ambles 1,34% ke posisi 27.104,3, Hang Seng Hong Kong melemah 0,51% ke 20.423,84, Shanghai Composite China terkoreksi 0,41% ke 3.291,15, Straits Times Singapura terpangkas 0,21% ke 3.300,04.

Berikutnya ASX 200 Australia ditutup terdepresiasi 0,3% ke 7.314,5, dan KOSPI Korea Selatan ambruk 1,68% ke 2.417,68,

Sementara itu, rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) karena pelaku pasar menanti rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) Kamis dini hari dan inflasi versi personal consumption expenditure (PCE).

Melansir data Refinitiv, rupiah sempat menyentuh Rp 15.228/US$, sebelum mengakhiri perdagangan di Rp 15.200/US$, melemah 0,1% di pasar spot.