tribun-nasional.com – Berkshire Hathaway Inc. perusahaan yang dimiliki Warren Buffett mencetak laba operasional tahunan tertinggi pada Sabtu (25/2/2023).
Laba operasional berhasil dibukukan meskipun pendapatan perusahaan melemah pada kuartal IV – 2022, akibat kerugian dari pelemahan mata uang asing dan kenaikan suku bunga.
Dalam surat tahunannya terhadap para pemegang saham, Warren Buffett menyebut 2022 sebagai “tahun yang baik” untuk Berkshire, setelah lusinan bisnis konglomerat itu menghasilkan laba US$ 30,8 miliar.
Meskipun terjadi kenaikan inflasi dan gangguan rantai pasokan, termasuk dari perang di Ukraina, Berkshire juga mengumpulkan uang tunai sebesar US$ 128,6 miliar pada akhir 2022 setelah menjual sekitar US$ 16,3 miliar saham pada kuartal keempat.
Perusahaan yang berbasis di Omaha, Nebraska itu cuan setelah membeli kembali sahamnya sendiri US$ 2,6 miliar, dan membeli kembali sekitar US$ 700 juta lebih dalam satu setengah bulan pertama pada 2023.
Meskipun harga sahamnya turun 1,5% tahun ini, tertinggal dari kenaikan 3,4% di Standard & Poor’s 500, saham Berkshire melampaui indeks sebesar 22 poin persentase pada 2022, mencerminkan status mereka sebagai investasi defensif di tengah pasar yang mengalami masa sulit.
“Para pemegang saham Berkshire mempercayai kami memperlakukan uang mereka sebagaimana uang milik kami. Dan itu adalah janji yang bisa kami buat,” ujar Buffett dalam surat tahunannya dilansir Reuters, Minggu (26/2/2023).
Laba operasional kuartalan Berkshire tercatat turun 8% menjadi US$ 6,71 miliar, atau US$4.596 per saham Kelas A, dari US$ 7,29 miliar setahun sebelumnya, dan laba bersih turun 54% menjadi US$ 18,16 miliar, atau $12.412 per saham Kelas A, dari $39,65 miliar.
Buffett menganggap besaran laba bersih itu keliru karena termasuk keuntungan dan kerugian investasi yang belum dijual Berkshire. Sepanjang 2022, Berkshire membukukan kerugian bersih sebesar US$ 22,82 miliar.