tribun-nasional.com – Desa Sono, salah satu desa yang terletak di Kecamatan Mondokan memilki banyak mata pencaharian, mulai dari sektor pertanian, peternakan, dan lainnya.
Dikarenakan penuhnya sektor pertanian dan peternakan di Desa Sono, banyak penduduk Desa yang mencoba keberuntungannya di sektor lain seperti Industri kecil rumahan.
Beberapa Sektor Industri Kecil di Desa Sono yang dapat diunggulkan, antara lain seperti
Kerupuk Rambak
Kerupuk rambak merupakan makanan yang terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau yang diolah dengan diberi bumbu rempah dan penambah rasa. Kerupuk rambak menjadi salah satu penjualan favorit Desa Sono, walau demikian tidak banyak dari mereka yang memperoduksi kerupuk rambak dari awal pembuatan sampai proses pengemasan. Salah satunya adalah Pak Jumaim.
Pak Jumain merupakan produsen sekaligus supplier kerupuk rambak di Desa Sono. Ia mengelola usahanya bersama sang istri. Pemasaran produk UMKM milik Pak Jumain sudah menjangkau seluruh Provinsi Jawa Tengah, selain itu masyarakat di Desa Sono yang memiliki UMKM kerupuk rambak juga mengambil bahan mentah siap goreng ke beliau.
Cara membuat kerupuk rambak dapat dikatakan mudah, Langkah langkahnya sebagai berikut:
1. Siapkan bahan bahan berikut:
2. Haluskan bawang putih, garam, gula pasir, dan terasi. Tumis hingga cukup matang
3. Campur tapioca dan terigu hingga merata. Sisihkan sebagiannya
4. Campur bumbu yang sudah digiling dengan tapioca dan terigu sedikit demi sedikit sehingga tidak menggumpal. Pastikan teraduk rata
5. Masukkan adonan kerupuk rambak tapioca ke dalam loyang dengan tebal satu sentimeter, kukus hingga matang kurang lebih selama 25 menit
6. Setelah adonan matang, biarkan sampai dingin atau diamkan di dekat kipas agar cepat dingin.
7. Jemur sampai agak kaku, potong memanjang menggunakan pisau.
8. Jemur kembali di bawah sinar matahari sampai kering, kira-kira selama tiiga sampai empat hari. Kerupuk siap digoreng dan sajikan.
Kerupuk rambak ini cocok dijadikan pendamping dikala menyantap hidangan rumahan, seperti sayur sop, sayur bayem, dan hidangan lainnya.
2. Sangkar Burung
Berkah Sangkar adalah salah satu UMKM yang terdapat di Desa Sono, Pemilik UMKM ini bernama Agus Supriyanto, atau biasa dikenal mas Agus. UMKM milik Mas Agus ini merupakan usaha perorangan yang dalam proses produksinya dibangu oleh 5 karyawn dengan tugas yang sama.
Mas Agus memulai usaha sangkar burung tersebut diawali dengan ikut orang yang memproduksi sangkar burung. Pada tahun 2015, setelah menguasai teknik pengerjaan dan pasarnya, beliau akhirnya mencoba membuka usaha sendiri,
Mas agus mulai memasarkan sangkar burungnya melalui platform online dan sudah menjangkau wilayah Kalimantan, Banjarmasin, dan Sumatera.
Dalam produksinya, Mas agus menggunakan pohon mahoni dan jati sebagai bahan dasar karena tipe kayu tersebut mudah dibentuk.
Menurutnya usahanya selama ini lancar mulai dari produksi sampai pemasaran. Berkah Sangkar sangat membantu dalam menghidupi keluarganya.
3. Bakso Malang
Bakso Malang juga dipilih oleh warga Desa Sono sebagai usaha yang dijalankan, salah satunya adalah Pak Wawan. Beliau memilih usaha bakso karena sudah memiliki dasar dalam meproduksi bakso. Usahanya dimulai semenjak tahun 2014.
Proses produksi bakso malang Pak Wawan dari subuh sampai siang sekitar pukul 12.00. Dalam sekali produksi dapat menghasilkan 400 porsi. Bakso miliknya ini memiliki keistimewaan karena kuahnya menggunakan iga dan tulang.
Dalam pemasarannya, Pak Wawan dan karyawannya menjangkau luar kecamatan dengan jarak paling jauh 40 km. 1 porsi bakso malang dibandrol dengan harga 6 ribu rupiah.
Selama menjalankan usahanya, Pak Wawan juga mengalami kesulitan seperti bahan baku yang naik akibat kenaikan bbm dan komplain dari pelanggan yang menganggap harganya kemahalan.
Pak Wawan memiliki rencana untuk pengembangan usahanya, yaitu dengan membuka cabang di kecamatan lain.