Riset 4 Hari Kerja dalam Seminggu: Karyawan Sakit Berkurang 65 Persen, yang Burnout Turun 71 Persen

Riset 4 Hari Kerja dalam Seminggu: Karyawan Sakit Berkurang 65 Persen, yang Burnout Turun 71 Persen

tribun-nasional.com – Sebuah penelitian di Inggris melakukan uji coba mengenai 4 hari kerja dalam seminggu. Penelitian ini disebut sebagai penelitian terbesar di dunia, dengan melibatkan hampir 3.000 karyawan .

Uji coba diikuti 61 perusahaan di Inggris Raya, dengan menerapkan 4 hari kerja dalam seminggu selama 6 bulan berturut-turut pada Juni hingga Desember 2022. Karyawan mendapatkan potongan 20 persen dari jam kerja yang diterapkan sebelumnya, dengan gaji utuh tanpa perubahan. Meski begitu, perusahaan tetap memperhatikan kinerja setiap karyawannya.

Uji coba ini dipimpin oleh nirlaba 4 Day Week Global, dan dilakukan sehubungan dengan kampanye UK’s 4 Day Week Campaign. Penelitian dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of Cambridge, Boston College, dan lembaga think tank Autonomy.

Perusahaan melaporkan, pendapatan mereka sebagian besar tetap sama selama masa percobaan tahun lalu. Bahkan, cenderung tumbuh dibandingkan dengan 6 bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

“Kami merasa sangat terdorong oleh hasilnya, yang menunjukkan banyak cara perusahaan mengubah 4 hari kerja dalam seminggu, dari mimpi menjadi kebijakan yang realistis, dengan banyak manfaat,” kata rekan peneliti di University of Cambridge, David Frayne, Selasa, 21 Februari 2023.

“Kami pikir ada banyak hal di sini yang seharusnya memotivasi perusahaan dan industri lain untuk mencobanya,” ucapnya menambahkan.

Sebanyak 2.900 pekerja terlibat dalam uji coba pengurangan jam kerja tersebut. Hasilnya, tercatat adanya penurunan kelelahan (burnout) sebanyak 71 persen, 39 persen lebih sedikit merasa stres, dan 48 persen lebih puas dengan pekerjaan mereka dibanding sebelum uji coba.

Sedangkan dari segi pekerjaan, 60 persen dari mereka mengatakan bahwa lebih mudah untuk menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab di rumah. Sementara, 73 persen melaporkan peningkatan kepuasan dengan kehidupan mereka. Tingkat burnout menurun, orang-orang lebih banyak tidur, dan kesehatan mental membaik.

Itulah yang ditemukan oleh restoran fish and chips Platten di kota tepi laut Inggris , Wells-Next-The Sea. Terutama di industri perhotelan, karena orang sering bekerja 7 hari seminggu.

“Semua orang fokus, semua orang tahu apa yang mereka lakukan, semua orang menjadi segar,” ucap manajer umum restoran, Kirsty Wainwright.

“Apa artinya? Mereka mulai bekerja dengan kerangka pikiran yang lebih baik dan meneruskannya kepada klien serta publik yang datang ke sini untuk makan. Mereka mendapatkan layanan yang lebih besar karena tim lebih terlibat,” tuturnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari PBS.

Sementara itu, untuk perusahaan yang menerapkan jam kerja yang lebih pendek, apakah itu satu hari kerja yang lebih sedikit dalam seminggu atau jam yang lebih lama di beberapa bagian tahun dan jam yang lebih pendek di sisa waktu untuk menghasilkan rata-rata 32 jam seminggu, pendapatan tidak terpengaruh.

Pendapatan tumbuh 1,4 persen selama uji coba untuk 23 perusahaan yang menyediakan data yang memadai. Sementara 24 perusahaan terpisah melihat pendapatan naik lebih dari 34 persen dari periode 6 bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Kemudian bagi semua karyawan yang berpartisipasi dalam uji coba, ada penurunan kemungkinan karyawan berhenti (resign), angkanya turun 57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, mereka yang jatuh sakit kini turun 65 persen dari tahun lalu.

Sedangkan dari sisi perusahaan , 92 persen dari mereka melaporkan akan terus melanjutkan kebijakan 4 hari kerja dalam seminggu. Sebanyak 30 persen mengatakan itu adalah perubahan permanen.

Salah satu pendiri dan direktur pelaksana 4 Day Week Global, Charlotte Lockhart mengatakan “keberhasilan gemilang” dari program percontohan Inggris mencerminkan upaya sebelumnya di Irlandia dan AS . Tentu saja, ada industri yang tidak dapat melembagakan jam kerja yang lebih pendek karena mereka membutuhkan pekerja sepanjang waktu, seperti perawat dan responden pertama.

Para pekerja itu telah keluar dari pekerjaan di Inggris dalam beberapa bulan terakhir, menuntut kondisi kerja dan gaji yang lebih baik, yang mengimbangi tingginya biaya hidup. Pandemi mengubah cara dunia bekerja, dengan orang-orang mencari fleksibilitas yang lebih besar untuk meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja.

Menurut TIME, eksperimen serupa di Amerika Serikat ( AS ) diikuti lebih dari 30 perusahaan . Mereka menemukan bahwa 4 hari kerja dalam seminggu membuat pekerja lebih bahagia.

Akan tetapi, laporan baru ini membahas lebih dalam tentang bagaimana tepatnya. Lebih dari 45 persen karyawan merasa kepuasan kerja lebih tinggi, dan 60 persen mengatakan hal itu meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja.

Meski begitu, 16,7 persen karyawan mengatakan bahwa mereka harus menyesuaikan pekerjaan dengan jadwal yang lebih ketat, dan itu meningkatkan stres mereka. Namun, hampir 2 kali lipat dari angka tersebut, yakni sebanyak 32,4 persen karyawan mengatakan, tingkat stres mereka telah turun selama masa uji coba.

“Ada tingkat energi yang lebih tinggi yang masuk,” kata salah satu pekerja, Julieanne Cotter.

“Mengetahui bahwa Anda tidak akan masuk pada Senin pagi dan tidak keluar sampai jam 6 atau 7 malam pada hari Jumat, rasanya berbeda,” tuturnya menambahkan.***