tribun-nasional.com – Penduduk desa di Burkina Faso timur menceritakan bagaimana serangan pemberontak terjadi bak ” film horor” dan menuduh militer meninggalkan mereka.
Jumlah total korban tewas terakhir dari serangan yang terjadi pada hari Minggu (26/2) itu masih belum diketahui. Namun, penduduk setempat melaporkan beberapa orang tewas.
“Film horor diputar di desa kami, Partiaga,” kata sekelompok warga dalam pernyataan yang dibacakan kepada wartawan di ibu kota Ouagadougou, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (28/2/2023).
Sebelumnya pada Minggu dini hari waktu setempat, orang-orang bersenjata menghancurkan gedung-gedung pemerintahan desa dan membakar gudang biji-bijian di desa Partiaga.
Dalam pernyataannya, warga setempat mengatakan bahwa meskipun ada permohonan dari penduduk setempat selama lebih dari dua minggu, tapi pasukan keamanan dan pertahanan meninggalkan daerah itu.
Penduduk desa mengatakan hanya relawan sipil yang hadir untuk mencoba membela mereka.
“Itu adalah pembantaian ,” kata seorang warga yang selamat kepada AFP melalui telepon.
“Desa itu benar-benar dijarah dan dibakar,” tuturnya.
“Para teroris mengepung tempat itu selama berhari-hari sebelum melancarkan serangan mereka,” tambahnya, menyebutkan “beberapa orang tewas”.
Sebuah sumber keamanan mengatakan orang-orang melarikan diri tetapi ada juga yang “meninggal”.
Kelompok penduduk setempat mendesak otoritas Burkina Faso untuk “mengambil tindakan keras dan melakukan operasi besar di wilayah timur” dan menetapkan jumlah pasti korban tewas dalam serangan itu.
Tonton juga Video: Usai Kudeta Presiden, Pimpinan Militer Burkina Faso Minta Bantuan Internasional
Otoritas Burkina Faso belum mengomentari serangan itu.
Diketahui bahwa Burkina Faso sedang memerangi pemberontakan yang menyebar dari Mali pada tahun 2015.
Kekerasan, yang meningkat tahun ini dengan puluhan orang meninggal hampir setiap minggu, telah menyebabkan lebih dari 10.000 kematian, menurut perkiraan LSM. Sekitar dua juta orang telah mengungsi.
Sekitar 40 persen wilayah negara tersebut kini berada di luar kendali pemerintah.
Pekan lalu, militer Burkina Faso mengumumkan korban tewas sementara sebanyak 51 orang dalam serangan 17 Februari di ujung utara. Kelompok ISIS kemudian mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Itu adalah serangan paling mematikan di Burkina Faso sejak kapten militer Ibrahim Traore merebut kekuasaan dalam kudeta akhir September tahun lalu.
Para pemberontak membunuh sedikitnya 15 tentara di daerah yang sama di dekat perbatasan Mali tiga hari kemudian, kata sumber keamanan.